Istimewanya DI Yogyakarta di Ajang FIKSI PKLK 2017

Provinsi DI Yogyakarta berhasil menjadi Juara I di Lomba Stand Kreatif/Produktif FIKSI PKLK 2017.

Istimewanya DI Yogyakarta di Ajang FIKSI PKLK 2017
Provinsi DI Yogyakarta menjadi Juara I di Lomba Stand Kreatif/Produktif FIKSI PKLK 2017 (Dit.PPKLK)

MONDAYREVIEW.COM – Pada ajang Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) PKLK 2017, provinsi DI Yogyakarta menunjukkan prestasinya. Dari 3 cabang lomba pada ajang FIKSI PKLK yang dihelat pada 27-31 Juli 2017 tersebut, provinsi DI Yogyakarta berhasil menjadi Juara I dan Juara Harapan.

Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Kulon Progo, Suradi berhasil menjadi Juara Harapan II di Lomba Manajemen Keterampilan FIKSI PKLK 2017. Nur Indriyawati Rahayu, guru SLB Negeri 1 Kulon Progo berhasil menjadi Juara Harapan I Lomba Terpadu Kewirausahaan FIKSI PKLK 2017. Provinsi DI Yogyakarta berhasil menjadi Juara I di Lomba Stand Kreatif/Produktif FIKSI PKLK 2017.

Keberhasilan kontingen provinsi DI Yogyakarta menjadi kampiun tidak terlepas dari kekompakan dan kesolidan tim ini.

“Hasil ini diraih karena kerjasama yang kompak kami dengan teman-teman. Kita saling pengertian. Insya Allah dengan solid dan kompak kami menjadi yang terbaik,” kata Kepala Sekolah SLBN 1 Kulon Progo, Suradi kala ditemui seusai Upacara Penutupan di Novotel Mangga Dua Square Hotel, Ahad (30/7) seperti dilansir web PKLK.

Keberhasilan menjadi Juara I di Lomba Stand Kreatif/Produktif tak terlepas dari tampilan Stand provinsi DI Yogyakarta begitu eye catching. Terdapat miniatur Candi Prambanan serta Siwy Ertanti siswi penjaga stand yang berpakaian ala Roro Jonggrang. Tak mengherankan jika banyak pengunjung yang mengambil foto, baik berlatarkan miniatur Candi Prambanan ataupun bersama Siwy siswi tunarungu multitalenta (memiliki kemampuan menjadi model, menari, memasak). Nyatanya ada filosofi tersendiri dari tampilan tersebut.

“Kami mengangkat Candi Prambanan ini berlatar belakang spirit Candi Prambanan itu sendiri. Dimana kita tahu legenda Bandung Bondowoso berusaha menggapai cita-citanya. Kita tahu dia mau mendapatkan Roro Jonggrang, dia berusaha memenuhi berbagai syarat dari Roro Jonggrang. Meskipun akhirnya tak sesuai yang dia harapkan. Itu filosofi bagi kami, kita mempunyai cita-cita yang harus diperjuangkan. Kalaupun hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan, setidaknya kita berusaha. Hasilnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa,” jelas Nur Indriyawati Rahayu, guru pendamping dari provinsi DI Yogyakarta kala ditemui di halaman Museum Seni Rupa dan Keramik, Jumat (28/7).

Ada pun perihal bahan-bahan yang digunakan untuk membuat stand kreatif ternyata sederhana saja. Di samping itu set plan perencanaannya disesuaikan dengan ukuran stand yakni 3 x 3 meter.

“Soal bahan-bahan yang digunakan di stand menggunakan alat-alat yang sederhana. Sehingga tadi waktu pembongkaran juga tidak sampai 1 jam. Kami menggunakan styrofoam, kayu, paku, cutter, palu, gergaji. Sehingga dimanapun kita bisa membuatnya,” ujar Suradi.