Ini Masalah dan Solusi Pendidikan di Tengah Pandemi
83% tidak ada akses internet, 71% tidak terhubung listrik, 46% tidak punya perpustakaan

MONITORDAY.COM - Founder dan Pembina Backpacker Teaching, Dr Dirrgantara Wicaksono mengatakan, setidaknya ada tiga dilema proses pembelajaran di tengah Covid-19, di antaranya, keterbatasan infrastruktur, guru kurang mampu membuat desain pembelajaran jarak jauh, dan kurang adanya kesepahaman antara pemerintah daerah dengan para penyelenggara pendidikan seperti, kepala sekolah, guru dan wali murid.
Menurutnya ada empat persoalan pendidikan dalam konteks keterbatasan infrastruktur, yakni 83% tidak ada akses internet, 71% tidak terhubung listrik, 46% tidak punya perpustakaan, dan jarak lokasi rata-rata 5 jam dari ibu kota kabupaten.
"Kondisi obyektif di lapangan berdasarkan survei internal PGRI, ditemukan bahwa jaringan internet masuk sekolah baru 45%. Ditambah siswa yang memiliki gadget terbatas dan infrastruktur internet juga terbatas," ujarnya dalam diskusi virtual KOPI PAHIT dengan tema "Pandemi dan Belajar dari Rumah: Dilema dan Solusi", Ahad (17/5/20).
Lebih lanjut ia menyarankan, selama pandemi covid-19 hendaknya kuota internet digratiskan sehingga para siswa dan guru dapat mengakses layanan pembelajaran jarak jauh secara daring selama masa darurat. Selain itu, perbanyak media komunikasi, informasi, dan edukasi yang berisi cara-cara dan langkah praktis.
"Penyediaan gawai yang sudah diisi dengan media dan alikasi pembelajaran bagi daerah 3 T yang belum terkoneksi internet," ujarnya.
Ia kemudian menambahkan, semasa pandemi ini modul pembelajaran sangat diperlukan sebagai pendamping belajar siswa. Perlu juga adanya penilaian pendidikan karakter secara terukur. Ia juga mengajak agar media, terutama radio dan stasiun televisi berperan aktif dalam memfasilitasi pembelajaran daring para siswa.
" Perlu juga disediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk siswa dan guru. Guru juga lebih mengarahkan siswa agar memiliki kemampuan metakognitif para siswanya," tandasnya.