IHSG Menguat Meski Pemulihan Ekonomi Nasional Lambat

Harapan pasar pada pemulihan ekonomi berbanding lurus dengan kondisi pasar saham. Pekan ini lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) masih diuntungkan oleh berbagai faktor eksternal. Penguatan di bursa Amerika Amerika Serikat, Eropa, dan Asia mendorong optimisme pasar. IHSG pun diperkirakan menguat atau setidaknya berada dalam posisi aman. Saham regional Asia yang diperkirakan menguat, rupiah yang berpeluang terapresiasi terhadap dolar AS, serta pasar yang optimistis jumlah kasus COVID-19 baru terus menurun di AS.

IHSG Menguat Meski Pemulihan Ekonomi Nasional Lambat
ilustrasi lantai bursa/ net

MONDAYREVIEW.COM – Harapan pasar pada pemulihan ekonomi berbanding lurus dengan kondisi pasar saham. Pekan ini lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) masih diuntungkan oleh berbagai faktor eksternal. Penguatan di bursa Amerika Amerika Serikat, Eropa, dan Asia mendorong optimisme pasar. IHSG pun diperkirakan menguat atau setidaknya berada dalam posisi aman.

Saham regional Asia yang diperkirakan menguat, rupiah yang berpeluang terapresiasi terhadap dolar AS, serta pasar yang optimistis jumlah kasus COVID-19 baru terus menurun di AS.

Sementara itu Pemerintah menerapkan strategi percepatan penyerapan pemulihan ekonomi nasional di kuartal ketiga. Hal itu agar ekonomi Indonesia tidak mengalami kontraksi. Pemerintah menggunakan seluruh instrumen dalam rangka mengembalikan akselerasi di bidang konsumsi, investasi dan ekspor.

Pemerintah mencatat realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) belum mencapai target. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan total penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional atau PEN per 19 Agustus 2020 mencapai Rp174,79 triliun atau 25,1 persen.

Rincian pelaksanaan anggaran PEN itu mencakup realisasi program kesehatan senilai Rp7,36 triliun atau 13,9 persen, perlindungan sosial 49,7 persen, hingga dukungan UMKM yang telah mencapai 37,2 persen dari pagu senilai Rp44,63 triliun.

Pembiayaan korporasi sampai hari ini realisasinya masih nol persen. Padahal alokasi yang disiapkan pemerintah untuk pembiayaan korporasi senilai Rp53,57 triliun.

Penguatan Bursa AS, Jepang, dan Inggris

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan izin darurat untuk mengobati pasien COVID-19 dengan plasma darah. Presiden AS Donald Trump mengatakan pengobatan tersebut dapat mengurangi kematian hingga 35 persen.

Trump menggambarkan prosedur tersebut sebagai terapi yang ampuh dan dia meminta orang Amerika untuk menyumbangkan plasma jika mereka telah pulih dari COVID-19.

Saham-saham Tokyo dibuka menguat tajam pada perdagangan Selasa pagi, didorong pergerakan kuat di Wall Street semalam dan penurunan yen terhadap dolar AS mengangkat saham-saham berorientasi ekspor.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 341,89 poin atau 1,49 persen ke 23.327,4, indeks Hang Seng naik 44,82 poin atau 0,18 persen ke 25,596,4, dan indeks Straits Times menguat 25,6 atau 1,01 ke 2.564,21.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar saham Tokyo terangkat 20,00 poin atau 1,24 persen, menjadi diperdagangkan di 1.627,13 poin.

Saham-saham perusahaan yang berhubungan dengan transportasi udara, bank, dan real estat termasuk yang memperoleh keuntungan paling banyak pada menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi.

Saham-saham Inggris ditutup menguat pada perdagangan Senin (24/8/2020), bangkit dari penurunan selama dua hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terangkat 1,71 persen atau 102,84 poin menjadi 6.104,73 poin.

 

BT Group, sebuah kelompok perusahaan induk telekomunikasi multinasional Inggris, melonjak 7,07 persen, menjadi pencetak keuntungan teratas (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.

Diikuti oleh saham perusahaan yang berspesialisasi dalam membeli dan meningkatkan bisnis berkinerja buruk Melrose Industries yang melompat 4,77 persen, serta perusahaan televisi komersial terbesar Inggris ITV meningkat 4,29 persen.

Harga minyak mentah menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena badai kembar menuju Teluk Meksiko dan diperkirakan menyerang akhir pekan ini, memaksa perusahaan menutup lebih dari setengah produksi minyak lepas pantai di kawasan itu.

Naiknya Harga Minyak Mentah dan Turunnya Harga Emas

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober ditutup pada 45,13 dolar AS per barel, naik 78 sen atau 1,76 persen. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bertambah 28 sen atau 0,66 persen menjadi 42,62 dolar AS per barel.

Perusahaan-perusahaan energi menutup lebih dari satu juta barel per hari (bph) pasokan minyak mentah lepas pantai di Teluk Meksiko AS, dan mengevakuasi lebih dari 100 anjungan produksi karena ancaman badai kembar dari Badai Tropis Marco dan Laura.

Bensin berjangka AS melonjak sekitar tujuh persen karena pabrik-pabrik penyulingan berhenti sementara sebagai tindakan pencegahan. Menurut Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates seperti yang sering terjadi dalam kompleks energi, perkembangan yang bullish pada produk dapat menjadi bearish bagi minyak mentah berjangka karena permintaan minyak mentah dari penyuling dibatasi.

Situasi di pasar minyak selama tiga hari ke depan kemungkinan besar akan ditentukan sebagian oleh berita dari Teluk Meksiko. Dua badai tropis mengarah langsung ke infrastruktur energi utama di Teluk.

Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika optimisme dari otorisasi regulator kesehatan Amerika Serikat terhadap pengobatan COVID-19 mengangkat saham-saham di Wall Street ke rekor tertinggi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun 7,8 dolar AS atau 0,4 persen menjadi ditutup pada 1.939,2 dolar AS per ounce. Emas baru saja berkonsolidasi dengan indeks saham pada rekor tertinggi.

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah meluncurkan langkah-langkah stimulus besar-besaran untuk meringankan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, tetapi itu juga mendorong kemungkinan peningkatan inflasi.