IGI Harap Semua Pihak Dukung Pelaksanaan Sistem Zonasi

Ikatan Guru Indonesia (IGI) menilai, perintah Presiden Jokowi kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) agar merevisi Permendikbud 51 tahun 2018 tentang zonasi sekolah menunjukkan sikap tidak tegas dan tidak jelas.

IGI Harap Semua Pihak Dukung Pelaksanaan Sistem Zonasi
Ketua Umum Pengurus Pusat IGI, Muhammad Ramli Rahim.

MONITORDAY.COM - Ikatan Guru Indonesia (IGI) menilai, perintah Presiden Jokowi kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) agar merevisi Permendikbud 51 tahun 2018 tentang zonasi sekolah merupakan sikap yang tidak tepat. 

Presiden dinilai seharusnya dapat memahami bahwa tujuan sistem zonasi adalah menciptakan iklim pendidikan dimana semua sekolah sama baiknya.

Ketua Umum Pengurus Pusat IGI, Muhammad Ramli Rahim mengatakan, sistem zonasi yang telah berjalan selama tiga tahun dan selalu ada perbaikan dalam mencapai cita-cita mewujudkan kesamaan seluruh kualitas sekolah. 

"Perintah presiden merevisi justru merupakan sebuah kemunduran terhadap upaya mencapai cita-cita semua sekolah sama baiknya,” kata Ramli dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/6).

"Perintah revisi yang sifatnya mendadak ini justru menunjukkan bahwa arah pendidikan kita semakin tidak jelas dan tidak punya visi yang terang,” sambung dia. 

Selain itu, ​​​​​Ramli juga menyebut pernyataan Gubernur Ganjar Pranowo yang menganggap bahwa zonasi menghancurkan semangat kompetisi siswa, merupakan anggapan yang keliru.

Menurut dia, justru sistem ini akan membuat siswa saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Selain itu semangat kompetisi juga akan lebih luas menjadi antar sekolah.

"Semangat kompetisi ini akan berubah dari kompetisi antar siswa dalam satu sekolah menjadi kompetisi antar siswa antar sekolah, kompetisi juga akan terjadi antar kepala sekolah untuk menunjukkan prestasinya," terang Ramli. 

"Begitu pula dengan gurunya, mereka akan berkompetisi menghasilkan siswa terbaik dengan input yang relatif sama," lanjut dia.

Lebih dari itu, Ramli bahkan mengusulkan agar jalur prestasi dihapuskan. Menurut dia keberadaan jalur prestasi menjadi penghambat upaya menuju upaya penyamaan kualitas sekolah. 

"Jadi jalur prestasi akan mengakibagkan persepsi soal sekolah unggulan masih terus ada," tandas dia.