Hujan Mikroplastik, Fenomena Baru Kerusakan Lingkungan
Belum selesai para ilmuwan mencari solusi bagi hujan asam, muncul fenomena alam terbaru yakni hujan mikroplastik. Seperti namanya, hujan mikroplastik mengandung plastik dalam ukuran mikro pada setiap butiran airnya.

MONDAYREVIEW.COM – Pernahkah kita mendengar istilah hujan asam? Fenomena hujan dengan tingkat keasaman di atas normal. Mempunyai efek buruk bagi air dan tanah, yakni meningkatkan tingkat keasaman yang merugikan makhluk hidup. Hujan asam terjadi disebabkan oleh pabrik pengolahan pertanian, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Hujan asam terbukti merusak hutan-hutan di Amerika Serikat.
Belum selesai para ilmuwan mencari solusi bagi hujan asam, muncul fenomena alam terbaru yakni hujan mikroplastik. Seperti namanya, hujan mikroplastik mengandung plastik dalam ukuran mikro pada setiap butiran airnya. Peneliti menemukan bahwa sampah plastik tidak hanya merusak ekosistem di laut saja, namun juga udara.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan US Geological Society, para peneliti mengumpulkan sampel air hujan dari beberapa kawasan di Colorado Amerika Serikat. Air tersebut kemudian disaring dan dikeringkan, ditemukanlah mikropastik beraneka warna dilihat melalui mikroskop secara manual dengan perbesaran 40 kali. Para peneliti juga menemukan mikroplastik di daerah-daerah yang tidak dihuni manusia. Artinya, angin membawa mikroplastik ke tempat lain dari asal tempat plastik itu berada.
PSBB yang dilakukan saat pandemi memang memperbaiki udara menjadi lebih bersih. Namun dampak lainnya adalah menumpuknya sampah plastik. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Science, 11 kawasan di Amerika Serikat dihujani oleh 1.000 metrik ton mikroplastik, setara dengan 120 juta botol plastik setiap tahunnya. Mikroplastik ini bisa sampai menghujani kawasan yang terpencil seperti kawasan kutub.
Mikroplastik berasal dari penguraian sampah plastik menjadi partikel-partikel mikro yang terbang ke udara. Seperti diketahui, plastik tidak bisa terurai secara alami. Mikroplastik dapat ditemukan dimana saja, baik daerah pedesaan, maupun perkotaan.
Apakah mikroplastik berbahaya bagi kesehatan? Efek mikroplastik bagi manusia memang belum bisa dipastikan. Namun menurut hasil penelitian yang dimuat di jurnal Nature pada tahun 2019, ditemukan bahwa manusia rata-rata menghirup 11 mikroplastik per jam. Partikel yang masuk bisa menyebabkan asma dan kanker.
Persoalan sampah plastik memang masih menjadi dilema antara ekonomi dengan lingkungan. Di satu sisi plastik adalah bahan yang efisien bagi industri untuk mengemas beragam makanan. Namun dari segi lingkungan, plastik terbukti mencemari lingkungan. Salah satu kerusakan yang disebabkan oleh plastik adalah hujan mikroplastik.
Yang bisa dilakukan oleh kita adalah diet plastik, yakni tidak lagi menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari kita. Bisa dimulai dengan membawa tumblr (tempat minum) sendiri saat bekerja. Saat belanja di minimarket atau supermarket kita lebih baik membawa goody bag sendiri dibanding menggunakan kantong kresek. Banyak restoran dan tempat makan sudah tidak menyediakan sedotan plastik.
Selain diet plastik, tugas kita ke depan adalah melakukan inovasi guna menemukan material baru yang serupa plastik namun ramah lingkungan. Guna mewujudkan hal ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi RI mengadakan seminar mengenai plastik ramah lingkungan.
Ada tiga alternatif bahan plastik ramah lingkungan. Pertama polietiline degradable asrene, yang mampu terurai oleh sinar matahari atau cuaca panas. Kedua adalah bahan plastik dengan campuran tapioka, sehingga mudah terurai. Ketiga adalah enviplast, plastik yang berasal dari tepung pati dan minyak nabati.