Pendidikan, Pengembangan SDM, dan Peningkatan Jumlah Guru Produktif SMK
Memasuki tahun 2019 fokus Pemerintah untuk meningkatkan upaya pengembangan SDM semakin digemakan. Langkah dan kebijakan strategis terkait upaya tersebut dilakukan secara lintas sektoral. Kemendikbud menjadi salah satu lembaga yang disorot publik terkait pendidikan sebagai lini utama dalam pengembangan SDM.
MONDAYREVIEW.COM – Memasuki tahun 2019 fokus Pemerintah untuk meningkatkan upaya pengembangan SDM semakin digemakan. Langkah dan kebijakan strategis terkait upaya tersebut dilakukan secara lintas sektoral. Kemendikbud menjadi salah satu lembaga yang disorot publik terkait pendidikan sebagai lini utama dalam pengembangan SDM.
Pendidikan dan pelatihan vokasi akan semakin diperkuat seiring bergesernya strategi pembangunan dari pembangunan infrastruktur fisik, menjadi pembangunan manusia.
Pendidikan yang berkualitas sangat bergantung pada jumlah dan kualitas guru. Di ranah pendidikan vokasi atau kejuruan sangat terasa semakin dibutuhkannya guru produktif. Banyak guru produktif yang pensiun dan belum tergantikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah guru kejuruan produktif. Berdasarkan data Kemendikbud, Indonesia masih kekurangan guru produktif SMK sejumlah 91.861 dengan rincian 41.861 di SMK Negeri dan 50.000 di SMK Swasta pada 2016.
Salah satu jalan keluarnya adalah guru-guru SMK akan diperkuat melalui program keahlian ganda. Hal ini untuk mendorong revitalisasi vokasi secara keseluruhan dan dapat menghasilkan lulusan yang bisa bersaing di dunia kerja. Target guru berkeahlian ganda pada 2019 ini mencapai 40 ribu guru.
Program keahlian ganda merupakan pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru SMK kategori normatif dan adaptif. Ini menrupakan jalan keluar yang paling memungkinkan karena rasio guru yang ada masih sangat timpang antara guru normatif, adaptif dan produktif.
Sebanyak 51 sasaran keahlian diklat keahlian ganda dikelompokkan ke dalam enam bidang, di antaranya kelautan, agrobisnis dan agroteknologi, seni rupa dan kriya, pariwisata, teknologi dan rekayasa, dan teknologi informasi serta komunikasi.
Topik Revitalisasi Vokasi dibagi menjadi empat subtopik, di antaranya Pengembangan Sertifikasi Kompetensi, Penguatan Kerja Sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), Penguatan Kewirausahaan, dan Penuntasan Peta Jalan Revitalisasi Vokasi di Provinsi dan Penataan Kelembagaan.
Pemerintah menegaskan bahwa fokus dunia pendidikan saat ini adalah untuk memberikan keterampilan kerja bagi generasi muda, khususnya dalam menyambut bonus demografi dan persaingan yang semakin ketat.
Kunci bagi Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam memenangkan persaingan terletak pada kualitas sumber daya manusianya. Selain infrastruktur yang telah dibangun dalam empat tahun terakhir, peningkatan kualitas manusia menjadi prasyarat agar Indonesia tidak terjebak dalam perangkap pendapatan menengah (middle income trap).
Pemerintah berharap semakin banyak guru sekolah menengah kejuruan (SMK) yang terampil dalam membimbing siswanya agar memiliki keterampilan dan kompetensi kerja yang baik.