Hindari Virus Corona, Pemerintah Diminta Karantina WNI Dilakukan di Indonesia
Setelah evakuasi WNI dari Wuhan dilanjutkan dengan karantina di Indonesia, para WNI dapat di kohort di tempat terpisah sesuai dengan prinsip kontrol infeksi akibat droplet precaution.

MONITORDAY.COM - Dalam rangka melindungi Warga negara Indonesia (WNI) dari semakin mewabahnya virus corona, MER-C meminta kepada pemerintah agar mengevakuasi WNI yang saat ini ada di wuhan, Tiongkok atau wilayah terdampak virus lainnya ke Indonesia.
"Proses evakuasi memang tidak mudah. Indonesia harus menyiapkan tempat khusus untuk mengisolasi ratusan WNI dari Wuhan. Adapun pilihan tempat isolasi seperti di sebuah pulau atau di sebuah kapal laut," ujar dokter dari MER-C, dr. Yogi Prabowo, Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/1).
Yogi menambahkan, setelah evakuasi WNI dari Wuhan dilanjutkan dengan karantina di Indonesia, para WNI dapat di kohort di tempat terpisah sesuai dengan prinsip kontrol infeksi akibat droplet precaution, sampai masa inkubasi virus selesai (2-3 minggu).
Menurut Yogi, isolasi yang dilakukan Indonesia waktunya bisa lebih terukur sambil tetap diawasi petugas kesehatan. Kepastian waktu ini akan menenangkan bagi WNI dan keluarganya.
“Dibiarkan berlama-lama diisolasi di Wuhan, nanti apabila pulang ke Indonesia juga harus diisolasi kembali untuk memastikan apakah ia terinfeksi atau tidak atau membawa virus ini atau tidak. Jadi baiknya segera dipindahkan dari wilayah yg berisiko, sebagai usaha pencegahan dan penanganan,” tambahnya.
Selain itu, Yogi meminta agar petugas kesehatan di Indonesia harus melakukan risk factor containment, mendeteksi orang-orang yang punya faktor risiko terinfeksi coronavirus, melalui deteksi dan alur triase unit gawat darurat yang tepat, containtment pasien dalam observasi dapat dilakukan di ruang terpisah (single room) kemudian petugas medis melakukan prosedur untuk mengkonfirmasi keluhan.
Kemudian, Pemerintah juga diminta memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat terkait coronavirus supaya tidak menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan di masyarakat.
"Misalkan kalau mau menjaga kesehatan dengan memakai masker maka cukup masker yang biasa (masker bedah)," tutur Yogi.
Lebih lanjut, MER-C dalam hal ini mendorong kerjasama lintas sektor seperti Kementerian, Kantor Kesehatan Pelabuhan, organisasi profesi, dan militer.
"Indonesia punya pengalaman mengirimkan jamaah haji ke tanah suci, tiap tahun kita bisa memobilisasi ratusan ribu orang, pengalaman ini sangat baik diterapkan untuk kita dalam melakukan penanganan epidemi ini," tandas Yogi.