Hasil Tes DNA Keluar, Kapolri: Ya benar, positif Santoso!

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memastikan korban tewas dalam kontak senjata antara Satgas Tinombala dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di hutan belantara Poso, Sulawesi Tengah adalah Abu Wardah alias Santoso.

Hasil Tes DNA Keluar, Kapolri: Ya benar, positif Santoso!
source: artikelkeren.top (Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian)

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memastikan korban tewas dalam kontak senjata antara Satgas Tinombala dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di hutan belantara Poso, Sulawesi Tengah adalah Abu Wardah alias Santoso.

Hal itu dikatakan Tito menyusul keluarnya hasil tes DNA terhadap dua jenazah terduga teroris tersebut.

"Hasil tes DNA sudah keluar. Iya, positif Santoso," katanya, seperti dilansir Antara, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/7).

Seperti diketahui, pada Senin, 18 Juli 2016 lalu, Satgas Tinombala terlibat baku tembak dengan kelompok Santoso. Akibat peristiwa itu, dua orang tewas terkena timah panas anggota. 
Belakangan diketahui dua orang yang tewas itu bernama Santoso, buron teroris nomor wahid yang paling dicari aparat keamanan Tanah Air, serta anak buahnya bernama Muchtar. Sedangkan terduga teroris lainnya berhasil kabur kedalam belantara hutan.

Kini, hasil tes DNA telah menunjukkan bukti positif. Selanjutnya jenazah Santoso dan Muchtar akan segera dikebumikan.

"Soal pemakaman, saya serahkan ke Kapolda Sulteng dan otoritas setempat," ucap Tito.

Pertimbangkan Amnesti

Pemerintah Indonesia mengaku akan mempertimbangkan pemberian amnesti bagi 19 anggota Santoso lainnya asalkan mereka mau "bertaubat."

"Kami menghimbau agar jangan ada lagi pertempuran di sana, kalau mereka mau kembali ke masyarakat baik-baik ya tentu kami pertimbangkan untuk diselesaikan secara baik-baik," ujar Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Jumat malam.

Luhut berujar, pemberian amnesti bagi sisa anggota Santoso ini akan dipelajari secara komprehensif. Namun, dalam waktu dekat ini pemerintah belum bisa memutuskannya.

Pemberian amnesti dan abolisi, bagi Luhut, dianggap sebagai pendekatan yang efektif untuk "meredam" kelompok-kelompok separatis di Indonesia, seperti yang pernah diberikan kepada kelompok bersenjata asal Aceh, Din Minimi.

"Intinya kan mereka warga negara Indonesia, kalau mereka berpikir untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi dan bersama-sama bekerja (dalam masyarakat) ya kenapa tidak (diberi pengampunan)," pungkasnya.

Pasca kematian Santoso dan Muchtar, Satgas Tinombala menyatakan akan terus melakukan pengejaran terhadap 19 anggota kelompok MIT tersebut.

FAHREZA RIZKY