Hashim klarifikasi Soal Kabar Keterlibatannya dalam Ekspor Benih Lobster

PT BSM yang telah berbisnis selama kurang lebih 34 tahun (sejak tahun 1986) tidak pernah memiliki keinginan untuk memonopoli dalam kegiatan bisnisnya.

Hashim klarifikasi Soal Kabar Keterlibatannya dalam Ekspor Benih Lobster
Hashim Djojohadikusumo/net

MONITORDAY.COM - Pengusaha sekaligus adik Menhan Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo memberi klarifikasi terkait kabar keterkaitan perusahaan miliknya, PT Bima Sakti Mutiara (BSM) dalam ekspor benih lobster melalui PT Aero Citra Kargo (ACK).

Ia mengungkapkan bahwa dirinya baru mengetahui PT ACK setelah Menteri KKP Non Aktif Edhy Prabowo ditangkap KPK.

"Saya baru tahu perusahaan izin kargo pemesan namanya ACK, saya baru tahu kamis lalu (ketika Edhy Prabowo ditangkap KPK)," kata Hashim, dikutip dari Antara.

Klarifikasi tersebut dilakukan Hashim bersama anaknya yang juga calon Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati, didampingi oleh Kuasa hukumnya Hotman Paris Hutapea, di Jakarta, Jumat (04/12).

Hashim menegaskan, PT BSM yang telah berbisnis selama kurang lebih 34 tahun (sejak tahun 1986) tidak pernah memiliki keinginan untuk memonopoli dalam kegiatan bisnisnya. 

Sehingga Ia mengaku, Ketika bertemu Edhy Prabowo, dirinya telah meminta agar ekspor benih lobster itu dibuka seluas-luasnya sehingga tidak terjadi monopoli.

"Saya sudah wanti-wanti, saya pesan ke dia, Ed, jangan ada monopoli. Kalau saya kamu, saya kasih 100 izin ekspor. Dia bilang, pak Hashim, saya kira 50. Saya bilang tidak, Ed seratus saja. Dan ternyata dia ikuti saya, 61 izin dia kasih, melebihi 50," ungkap Hashim, 

Kuasa hukum Hotman Paris dalam kesempatan itu menegaskan bahwa tulisan di salah satu media cetak nasional tentang PT BSM sudah memiliki izin ekspor benih lobster adalah informasi yang tidak benar.

"Di dalam majalah ini (tidak disebut namanya), disebutkan (PT BSM) sudah punya izin ekspor. Padahal izin ekspornya saja belum ada," ujar Hotman.

Hotman mengatakan kliennya memiliki sejumlah surat yang menjadi bukti bahwa izin ekspor tersebut belum pernah didapatkan PT BSM dari pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Atas dasar bukti-bukti tersebut, Hotman mengatakan bahwa kliennya, Keluarga Djojohadikusumo, telah menjadi korban pencemaran nama baik oleh informasi yang tidak benar tersebut.

Kedua, Hotman juga menyampaikan bahwa kliennya merasa keberatan dengan tulisan 'Para Perompak Benur' yang menyertai karikatur mirip kliennya pada cover salah satu media cetak nasional tersebut.

Hotman mengatakan bukti karikatur tersebut menggambarkan kliennya, Hashim Djojohadikusumo bersama Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, yaitu berdasarkan ciri-ciri fisik yang menyertai penggambarannya.

"Perompak, anda tahu enggak artinya? Artinya ya bajak laut. Memang tidak disebutkan secara langsung Hashim dan Prabowo, tapi anda lihat ini siapa lagi kalau bukan gambarnya? Kan Pak Hashim ini, yang (gambar Prabowo) lebih mirip lagi," kata Hotman.