Harkopnas 2021, Akademisi FE UMC: Antara Naik Kelas dan Dilema PPKM

Harkopnas 2021, Akademisi FE UMC: Antara Naik Kelas dan Dilema PPKM
Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Dr. Endah Nurwaeny Kardiaty S.E., M.Si (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-74 tahun ini diperingati pada Senin tanggal 12 Juli 2021. Penetapan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi Nasional di Indonesia punya sejarah panjang, yakni sejak tanggal 12 Juli 1947.

Pada peringatan tahun 2021 ini, Hari Koperasi Indonesia mengangkat tema “Transformasi Digital Koperasi Menuju Bisnis Modern yang Kuat dan Bermartabat" dengan tagline "Digitalisasi Menuju Koperasi Modern".

Di akui, peringatan Harkopnas di saat pandemi Covid-19 yang belum usai memberikan pukulan telak pada usaha dan operasional koperasi. 

Hal ini disampaikan oleh Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Dr. Endah Nurwaeny Kardiaty S.E., M.Si pada peringatan Harkopnas 2021, Kamis (15/7/2021).

Menurut Endah, semua lini usaha mikro, kecil hingga koperasi sangat terdampak dengan adanya wabah virus korona. Penjualan menurun, permodalan, pesanan menurun, kesulitan bahan baku, dan kredit macet.

Lebih Lanjut Endah merujuk ke online data system (ODS) per 31 Desember 2020, ditemukan banyak koperasi yang mengalami penurunan modal sendiri dan modal luar sehingga berpengaruh terhadap likuiditas. 

Tidak sedikit pula koperasi yang melaporkan kesulitan operasional. Sebab, anggotanya tidak sanggup membayar cicilan, juga banyak yang menarik simpanan di koperasi simpan pinjam.

Oleh karena itu, salah satu terobosan yang harus mendapat perhatian adalah pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis masyarakat seperti koperasi. 

Tumpuan kepada masyarakat sebagai basis kekuatan ekonomi Indonesia di tahun 2030 apabila dipersiapkan dengan baik sejak masa pandemi akan memberikan dampak terhadap tata kelola kegiatan ekonomi kekinian dan sesudah pandemi

Yang di lakukan saat ini adalah kolaborasi dan pengembangan inovasi produk untuk mendorong koperasi naik kelas di masa pandemi.

Endah juga mengimbau kepada Kemenkop UMKM agar semakin giat memberikan informasi terkait kelebihan, kekurangan atau resiko berusaha yang harus diketahui oleh Koperasi untuk bisa naik kelas di masa pandemi.

Agak mirisnya juga, jika kebijakan pemerintah yang bagus seperti memperkuat ekonomi lapisan bawah dengan berbagai bantuan namun minim pendampingan yang bisa mengedukasi mereka untuk bisa bangkit.

Jangan samapai bangkit dari keterpurukan hanya menjadi narasi manis di masa semua orang kesulitan.

Belum lagi kebijakan PPKM saat ini, ketika pelaku usaha baru saja menghirup napas panjang  usai PSBB, terbitlah PPKM ini. Bagaimana mau berdaya dan bangkit?

" Minta pelaku usaha bangkit tapi PPKM dimana-mana, kebayang gak tuh derita Ojol di masa PPKM," terang Endah. 

Penutup, Endah berharap apapun kebijakannya jika masa PPKM ini terus berlangsung maka yang ada bukan naik kelas tapi ekonomi kian menukik kebawah. 

" Prokes sudah dijalankan, 5 M sudah, Vaksin 2 x pula. Nah ini saja yang diperkuat, jangan di buat pengetatan seperti ini. Katanya adapatasi kebiasaan baru atau New Normal. Yah kalau seperti  ini gimana Koperasi dan UMKM mau naik kelas toh. Kasihanlah bapak dan ibu menteri," ucap Endah.