Haji Dan Umrah Di Dunia Metaverse

Haji Dan Umrah Di Dunia Metaverse

MONITORDAY.COM - Metaverse dalam bentuk virtual reality sedang hype sejak Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya menjadi Meta. Zuckerberg juga yang memperkenalkan pertama kali istilah metaverse ke khalayak luas. 

Tak ketinggalan, Arab Saudi sebagai penyelenggara ibadah haji di dunia muslim berinovasi dengan metaverse. Saudi membuat ka'bah dalam dunia metaverse. Gagasan tersebut dipresentasikan dalam event Inisiatif Hajar Aswad Virtual pada tahun 2021. 

Hal ini berimplikasi bahwa umat Islam tidak perlu pergi secara langsung ke Mekkah untuk melihat ka'bah. Ka'bah bisa dilihat melalui virtual reality di dunia metaverse dari tempat kita masing-masing. Inovasi ini menimbulkan kontroversi di dunia Islam. 

Pertanyaannya, apakah mengunjungi ka'bah versi metaverse bisa termasuk ke dalam ibadah umrah atau haji? Sampai hari ini pihak pemerintah Saudi belum mengeluarkan pernyataan apapun bahwa ka'bah versi metaverse bisa digunakan untuk beribadah. 

Tanggapan justru datang dari negara Turki. Lembaga Presidensi Urusan Keagamaan Turki (Diyanet) menegaskan terobosan Saudi untuk membuat VR Ka'bah di Metaverse untuk dikunjungi secara virtual bukan merupakan ibadah haji sesungguhnya bagi muslim.

"Ini (ibadah haji di Metaverse) tidak mungkin terjadi," ujar Direktur Departemen Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan, pada 1 Februari seperti dikutip dari Hurriyet Daily News.

"Para kaum mukmin bisa membayar untuk kunjungan ke Ka'bah di Metaverse, tetapi ini tak bisa dianggap sebagai ibadah sesungguhnya," ia menambahkan.

Bircan kemudian melanjutkan salah satu yang menjadi syarat utama ibadah haji bahwa orang-orang harus menyentuh lantai Makkah.

Walaupun kemungkinan besar ka'bah di metaverse tidak bisa menggantikan ibadah haji, namun kehadirannya diharapkan bisa memperkuat syiar Islam di masyarakat. Kehadiran ka'bah dalam virtual reality juga menjadi bukti bahwa umat Islam tidak gagap teknologi dan responsif terhadap perkembangannya.