Guru Penggerak adalah Lilin dan Obor Perubahan

Selain tenaga medis, para pendidik juga laik disebut pahlawan di tengah wabah. Itu sebabnya, Mendikbud Nadiem Makarim meluncurkan Program Merdeka Belajar episode kelima, Guru Penggerak.

Guru Penggerak adalah Lilin dan Obor Perubahan
Ilustrasi foto/Dirjen GTK.

MONDAYREVIEW.COM - Perubahan terkadang terjadi begitu senyap, seperti revolusi industri yang dimulai sejak abad ke-18. Bayangkan, dibutuhkan 2 abad lamanya untuk melewati perubahan demi perubahan dalam revolusi industri unutk memasuki fase keempatnya. Usianya kira-kira hingga saat ini adalah 2 abad.

Bandingkan dengan perubahan yang terjadi saat ini, ketika revolusi industri tengah berapada pada fase keempatnya, revolusi indusrti 4.0, begitu cepat dan nyata. Pandemi Covid-19, tentu saja penyebabnya. Selain berdampak serius pada kualitas kesehatan manusia, Covid-19 juga telah mempercepat terjadinya revolusi industri 4.0.

Saking cepatnya, dunia pun dihadapkan dengan beragam perubahan dan krisis. Karena itu tak heran jika tahun 2020 adalah tahun paling berat untuk dijalani sepanjang masa. Jika saat krisis 1998, atau bahkan great deprestion era 30-an, penduduk dunia masih punya nafas untuk bergerak. Namun di tahun ini, siapa pun seolah mengalami kelumpuhan, tak bisa bergerak.

Untuk menghadapinya, dibutuhkan orang-orang pilihan yang berani di depan menghadapi perubahan. Seperti tenaga medis, yang tak kenal lelah menghadapi wabah. Berada di garda terdepan penanganan pandemi Covid-19.

Selain tenaga medis, para pendidik juga laik disebut pahlawan di tengah wabah. Itu sebabnya, Mendikbud Nadiem Makarim meluncurkan Program Merdeka Belajar episode kelima, Guru Penggerak. Tak lain agar mereka tangguh dan dapat menghantarkan para peserta didik menuju dunia baru, atau normal baru.

Saat meluncurkan Merdeka Belajar Episode 5, pada Jumat (3/7/2020). Mas Menteri secara virtual menyampaikan filosofi ‘Guru Penggerak’. Menurutnya, Guru Penggerak merupakan ujung tombak perubahan transformasi pendidikan di Indonesia. Sebab dari merekalah diharapkan akan lahir pemimpin- pemimpin pendidikan masa depan.

“Guru penggerak merupakan suatu program pelatihan, program identifikasi, dan pembibitan calon pemimpin-pemimpin pendidikan di masa depan yang akan menjadi calon-calon kepala sekolah, calon-calon pengawas sekolah dan calon-calon pelatih program pelatihan guru,” ujar Mendikbud.

Mas Menteri menjelaskan bahwa Program Guru Penggerak tidak hanya sekadar program identifikasi dan rekrutmen, tapi ini juga merupakan sarana untuk pelatihan, pembinaan dan membesarkan guru-guru penggerak.  Menurutnya di masing-masing daerah atau di masing-masing sekolah terdapat guru penggerak, tapi kita belum mengetahuinya.

“Program ini adalah untuk mencari bibit-bibit pemimpin-pemimpin pendidikan di masa depan itulah betapa pentingnya proses identifikasi ini, proses pembinaan ini sukses agar masa depan unit pendidikan kita terjaga,” ujarnya.

Untuk menjadi guru penggerak tidak hanya cukup menjadi guru yang baik yang hanya berhasil mengajar di kelas. Tapi guru penggerak harus mampu memiliki dampak yang lebih luas. Keberadaannya mampu memberikan dampak terhadap guru-guru yang lain.

Mendikbud menjelaskan perbedaan antara guru baik dengan guru penggerak. Guru baik memiliki tiga indikator yakni mampu mendorong peningkatan prestasi akademik murid, mampu mengajar dengan kreatif dan inovatif, serta  mampu mengembangkan diri secara aktif.

Sementara guru penggerak  adalah guru yang tidak hanya  memiliki  karakteristik yang dimiliki oleh guru baik, tapi  juga memiliki karakteristik yang lain yakni mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, yakni mampu membentuk siswa menjadi Pelajar Pancasila, mampu menjadi pelatih atau mentor bagi guru lain untuk pembelajaran yang berpusat kepada murid serta mampu menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan.

Dengan karakteristik tersebut maka menurut Mandikbud para guru penggerak akan menjadi lilin dan obor perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebab kehadiran mereka akan memberikan dampak yang luar biasa tidak hanya kepada guru-guru yang lain, tapi juga akan memberikan dampak terhadap sekolah serta mampu menjadi perubahan di masing-masing unit pendidikannnya, bahkan di luar unit pendidikannya.