Guru Besar UGM Nilai Pentingnya Komunikasi Sains Untuk Ilmuwan

Saya pikir mungkin di Indonesia komunikasi sains itu belum dianggap sepenting publikasi di jurnal internasional. Dosen itu dikejar-kejar indikatornya adalah publikasi di jurnal.

Guru Besar UGM Nilai Pentingnya Komunikasi Sains Untuk Ilmuwan
Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Adi Utarini/ Net

MONITORDAY.COM - Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Adi Utarini mengatakan komunikasi sains penting dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian yang sudah dilakukan baik kepada masyarakat maupun pengambil kebijakan.

"Saya pikir mungkin di Indonesia komunikasi sains itu belum dianggap sepenting publikasi di jurnal internasional. Dosen itu dikejar-kejar indikatornya adalah publikasi di jurnal," kata Adi Utarini dalam diskusi virtual tentang pentingnya komunikasi sains dalam mendorong kebijakan berbasis bukti, Kamis (24/9).

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM itu, sistem saat ini belum mengapresiasi bahwa komunikasi sains dengan cara populer atau dapat dicerna dengan mudah masyarakat itu penting.

Karena itu dunia sains perlu program yang sistematik di lembaga pendidikan, lembaga riset dan kementerian yang tidak hanya mendorong ilmuwan menulis di jurnal tapi juga di media lain misalnya policy brief.

Dalam membantu proses komunikasi sains, ilmuwan bisa mengidentifikasi pemangku kepentingan yang terkait dengan penelitian. Dengan cara itu, ilmuwan bisa menyusun strategi masing-masing untuk menghadapi berbagai pemangku kepentingan tersebut.

Menurutnya, Identifikasi itu adalah komponen yang masih belum terlalu mendapatkan perhatian di kalangan ilmuwan Indonesia.

Dalam pengalamannya, Prof. Utarini belum pernah diminta ikut pelatihan media tapi dia melihat kebutuhan semakin besar untuk hal itu. Ada kemungkinan, menulis di koran atau media lain akan menjadi penting bagi ilmuwan selain menerbitkan hasil penelitian di jurnal.

"Mungkin untuk riset-riset strategis, berjangka panjang, dan hasilnya punya nilai potensial impact yang tinggi di masyarakat barangkali ketika membuat tim tidak hanya memikirkan tim yang terkait sains itu sendiri, tapi di suatu titik kita juga perlu tim yang membuat komunikasi sainsnya lebih kuat," tuturnya.