Wasekjen Gerindra: Genjot Program Infrastruktur, Jokowi Lupa Bangun Manusia Indonesia

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo mengapresiasi pembangunan infrastruktur yang terus berjalan sebagai program pemerintahan Presiden Jokowi.

Wasekjen Gerindra: Genjot Program Infrastruktur, Jokowi Lupa Bangun Manusia Indonesia
Aryo Djojohadikusumo. (Foto: Yusuf Tirtayasa/Monitorday.com)

MONITORDAY.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo mengapresiasi pembangunan infrastruktur yang terus berjalan sebagai program pemerintahan Presiden Jokowi.

"Tapi catatan Gerindra adalah pembangunan manusianya," kata Aryo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Aryo mengatakan Jokowi dalam acara Presidential Lecture kepada CPNS hasil seleksi 2017 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (27/3) kemarin, mengangkat hal yang menjadi perhatian khusus baginya, yakni ekonomi era digital di abad ke 21 atau Revolusi Industri ke 4.

"Kita bicara tentang artificial inteligent, Uber dibeli oleh Grab, Gojek menambah terus modalnya mereka. Ini adalah isu yang relevan di abad ke 21. Tapi yang dilupakan Pemerintah, perusahaan-perusahaan di Indonesia ini bisa maju kalo pekerjanya terlatih," imbuhnya.

Terlebih, menurut Aryo, percuma apabila hal tersebut dicanangkan di tengah angka kekurangan gizi di Indonesia yang saat ini masih tinggi. "Tadi Pak Wagub menyampaikan, di Jakarta saja yang kekurangan gizi 23%. Artinya, satu dari empat anak akan susah untuk cari kerja," ujarnya yang juga keponakan Prabowo Subianto itu.

Hal tersebut menurutnya terjadi lantaran anak-anak kerap tertidur di kelas disebabkan kurangnya protein. "Pertumbuhan otaknya berkurang, gimana mau belajar artificial inteligent," sebut Aryo.

"Bagi kami percuma program-program infrastruktur kalo manusianya gak didirikan," tambahnya.

Ia menilai, nantinya yang akan menikmati jalan-jalan tol atau LRT, hanya orang dari luar negeri seperti wisatawan. Juga truk-truk yang menggunakan jalan tol adalah para perusahaan-perusahaan dari luar negeri seperti Singapura, Cina dan AS.

"Bagi kami, ayolah kita latih dulu tenaga kerja kita," pungkasnya.

[Fsm]