Gerakan Literasi pada Lomba Debat Bahasa Indonesia OLSN

Kalau dulu-dulu hanya debat saja, sekarang ditambah dengan menulis gagasan spontan.

Gerakan Literasi pada Lomba Debat Bahasa Indonesia OLSN
Peserta Lomba Debat Bahasa Indonesia OLSN SMP 2017 (ditspmsp)

MONDAYREVIEW.COM - 3 cabang lomba di Olimpiade Literasi Siswa Nasional merupakan pecahan dari ragam kompetisi yang dahulunya dipertandingkan di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Tentu ketika untuk pertama kali dihelat, Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) memiliki kekhasan dan keunikannya tersendiri. OLSN SMP Tahun 2017 merupakan aktualisasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendibud) Nomor 23 Tahun 2015 yang menyatakan perlunya sekolah menyisihkan waktu 15 menit secara berkala untuk pembiasaan membaca sebelum jam pelajaran dimulai. Pembiasaan ini dilakukan sebagai salah satu upaya menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui gerakan literasi sekolah.

Pada Lomba Debat Bahasa Indonesia, gerakan literasi tersebut nampak dari menulis gagasan secara spontan. Ya, kedua belas finalis masuk ke ruang karantina. Disana mereka menuliskan gagasan spontan dalam waktu 1 jam. Ada 4 pilihan tema yang diajukan yakni: Fenomena Berbahasa dalam Media Sosial, Wisata Laut/Bahari, Sikap terhadap Budaya Tradisional, Vandalisme dan Kelestarian Lingkungan. Para finalis diperbolehkan memilih 1 tema untuk menjadi tulisan.

“Menulis untuk mendukung gerakan literasi agar lebih dalam lagi anak-anak belajar literasi. Jadi ditambah dengan menulis. Kalau dulu-dulu hanya debat saja, sekarang ditambah dengan menulis gagasan spontan,” kata juri Lomba Debat Bahasa Indonesia, Mardi Nugroho di Hotel Grand Sahid Jaya, Sabtu (28/10) seperti dilansir situs ditpsmp.

Lomba Debat Bahasa Indonesia memang menguji daya literasi para peserta dari 34 provinsi. Simak saja di babak penyisihan terdapat 12 tema yang tersedia yakni toleransi beragama, keragaman suku bangsa, bahasa daerah harus dilestarikan, pelestarian seni tradisi, kekayaan laut Indonesia, pencurian kekayaan laut oleh bangsa asing, pemberdayaan nelayan, transportasi laut, pemanasan global, kebakaran hutan/ladang, kekayaan hutan Indonesia, penanganan sampah.