Geliat Saham Industri Farmasi di Tengah Pandemi

MONITORDAY.COM - Di tengah lonjakan kasus Covid-19 saham industri farmasi terlihat semakin menguat. Kebutuhan obat-obatan terus tumbuh di saat produk lain cenderung mengalami penurunan dari sisi permintaan pasar.
Saham blue chips di sub sektor farmasi, yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berhasil mencetak kenaikan harga 8,82%. Sementara PT Phapros Tbk (PEHA) harga sahamnya melompat 24,67%, saham PT Indofarma Tbk (INAF) juga terbang 24,64%, dan saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melejit 24,89%.
Pangsa pasar farmasi terbesar Indonesia mencapai 27% dari total pangsa pasar ASEAN. Ini menjadi yang terbesar di kawasan. Dan 73% pangsa pasar farmasi nasional didominasi oleh perusahaan farmasi lokal. Negri jiran seperti Singapura, Malaysia dan Thailand pangsa pasar farmasinya dikuasai oleh Perusahaan Asing atau Multinasional.
Data tahun 2020 menunjukkan bahwa pada Dexa Medica yang berada di peringkat teratas.
Dexa medica mempunyai pangsa pasar sebesar 6,1%. Ferron sendiri yang merupakan bagian dari Dexa Grup dihitung terpisah dalam pemeringkatan ini. Demikian dikutip dari industrifarmasi.com dalam salah satu artikelnya.
Holding farmasi BUMN yang terdiri dari Biofarma, Kimia Farma dan Indofarma dijadikan satu maka akan berada pada rangking 1 dengan pangsa pasar 8,2%.
Besarnya pangsa pasar farmasi Indonesia tahun 2020 dapat digambarkan dari populasi Indonesia yang besar, terbesar di ASEAN, nomor empat di Dunia. Populasi Indonesia 274 juta penduduk
Terjadi tren peningkatan penyakit tidak menular, sehingga akan mendorong peluang di sektor kesehatan, terutama obat-obatan. Disamping itu pertumbuhan Industri Farmasi Indonesia relatif stabil selama 10 tahun terakhir, terlihat dengan adanya peningkatan total Market Size pada sektor farmasi.
Peningkatan Market Size di tahun 2016-2019 yaitu dari 65,9 T menjadi 88,36. Kondisi ini menunjukkan tingginya permintaan & konsumsi obat-obatan. Kesadaran masyarakat Indonesia yang terus meningkat tentang obat-obatan dan kesehatan
Di sisi lain pada beberapa tahun terakhir peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah yang tren semakin meningkat. Ini menyebabkan keterjangkauan harga beli obat-obatan.
Posisi 4 besar selalu tetap sedangkan posisi 6-10 relatif berubah tiap tahunnya, ini indikasi bahwa persaingan sangat ketat pada posisi ini. Ada kemungkinan posisi 6-10 di tahun mendatang akan berubah lagi. Pada posisi 1-4 relatif tetap tapi ada perubahan nilai pangsa pasar.
Pada tahun 2016 terdapat “top performer ” yaitu boehringer ingelheim dan PT Kimia Farma dimana boehringer ingelheim tiba-tiba masuk ke dalam 10 besar yang tahun sebelumnya tidak masuk sama sekali. Sedangkan PT Kimia Farma naik drastis dari peringkat 13 (2014), 10 (2015) kemudian ke peringkat 6 (2016).