Founding Fathers Indonesia Adalah Guru

Hatta pernah mengajak anak-anak mengecat perahu dengan warna merah dan putih, kala diasingkan di Banda Neira.

Founding Fathers Indonesia Adalah Guru
Mohammad Hatta (Historia)

MONDAYREVIEW.COM – Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pemilihan 2 Mei bertepatan dengan hari lahir Ki Hadjar Dewantara yang dikenal melalui upaya pendidikannya di Taman Siswa.

Pendidikan dirasa penting bagi pembangunan suatu bangsa. Merdekanya Indonesia sendiri tak terlepas dari peran kaum intelektual yang tercerahkan. Mereka untuk kemudian menjadi para founding fathers yang menyusun dasar negara dan memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.

Nyatanya para founding fathers Indonesia pernah menjadi guru dalam berbagai kesempatan. Seperti ditunjukkan oleh Sukarno ketika diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1938. Sukarno dengan bersemangat menaiki sepeda onthelnya memberi pengajaran kepada siswa/siswi Madrasah Muhammadiyah di Kebun Roos, Bengkulu.

Mohammad Hatta merupakan sosok kutu buku. Sewaktu diasingkan ke Digul, ia membawa buku-bukunya dan memiliki waktu membaca tersendiri. Kala diasingkan di Banda Neira, Hatta mengajarkan ilmu tata buku, sejarah, ekonomi.

Sutan Sjahrir diasingkan di Banda Neira selama enam tahun. Menurut Des Alwi dalam Sejarah Banda Neira, Sjahrir memberi pelajaran anak-anak kecil, sedangkan anak yang lebih besar dididik Hatta. Seluruh pelajaran disampaikan Sjahrir dan Hatta dalam bahasa Belanda.

Pendidikan patriotisme diajarkan, diantaranya mereka mengajarkan bahwa Teuku Umar dan Pangeran Diponegoro adalah pahlawan yang menentang penjajah, bukan pemberontak seperti yang didoktrinkan pemerintah Belanda.

Hatta pernah mengajak anak-anak mengecat perahu dengan warna merah dan putih. Sedangkan Sjahrir kerap mengajak anak-anak naik perahu ke pulau Pisang. Di pulau tersebut Sjahrir mengajar anak-anak bernyanyi lagu Indonesia Raya.

Mohammad Natsir telah menjadi guru di masa penjajahan kolonial Belanda. Natsir menjadi guru di lembaga “Pendidikan Islam”. Konsep integral diajarkan di “Pendidikan Islam”. Dimana ilmu dan pelajaran yang diberikan di sekolah Pemerintah Belanda, diberikan pula di sekolah ini. Ditambah dengan pendidikan Islam yang menekankan agar murid-muridnya aktif, tak sekadar menghafal.