Emosi, Motivasi dan Proses Kognitif dalam Membangkitkan Semangat Hidup
Bangkitnya semangat sangat dipengaruhi oleh emosi, motivasi dan proses kognitif

DALAM sebuah peperangan, terjadi duel satu lawan satu antara Ali bin Abi Thalib dan lawan duelnya. Ali bin abi Thalib mampu meringkus lawannya. Saat Ali akan menebas leher lawannya tersebut, tiba-tiba lawannya meludahi wajahnya. Ali sangat marah, tapi kemudian Ali meninggalkan lawannya tersebut dan mencari lawan lain. Setelah menebas dan menewaskan beberapa musuh, Ali bertemu lagi dengan lawannya yang meludahinya. Duel kembali terjadi. Dan akhirnya Ali mampu menewaskan lawannya tersebut.
Setelah pertempuran selesai, seseorang mendatangi Ali dan bertanya mengapa ia tidak jadi menebas musuh yang meludahinya. Ali menjawab, bahwa Ia berperang karena Allah. Saat lawannya itu meludahi wajahnya, Ali sangat emosi dan ingin segera menebasnya langsung. Tetapi Ali sadar bahwa bila ia menebas laki-laki tersebut karena diludahi, maka ia menebas lawannya karena kemarahan dirinya. Berarti ia telah menyalahi niat dan motivasinya mengalahkan musuhnya bukan karena Allah, akan tetapi karena dirinya.
Karena itu ia meninggalkan lawannnya untuk mencari lawan baru. Tapi kehendak Allah menunjukan bahwa memang Ali harus kembali berduel dengan lawannya tersebut. Dan akhirnya musuh tersebut mati terbunuh di tangannya.
Bangkitnya semangat dari dalam diri seseorang sejatinya sangat dipengaruhi oleh emosi, motivasi dan proses kognitif seseorang.
Emosi
Emosi merupakan suatu reaksi yang muncul dari dalam diri seseorang, baik dalam bentuk sikap positif maupun sikap negatif sebagai respon dari sebuah kondisi atau keadaan yang terjadi dari dalam diri seseorang atau dari luar dirinya.
Ketika Thomas dinyatakan sebagai anak yang bodoh oleh gurunya, emosi ibunda Thomas merespon dengan sikap positif. Ibunda Thomas tidak menyikapi dengan marah-marah karena anaknya dinyatakan sebagai anak bodoh oleh gurunya. Labelling yang diberikan oleh guru-guru Thomas, dijadikan oleh ibunda Thomas sebagai pembangkit untuk mendidik dan mengajar Thomas secara mandiri.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Karena selalu di katakan bodoh oleh teman-temannya, seorang murid melarikan diri dari pesantrennya. Ia lari kehutan dan bersembunyi dalam gua. Di dalam gua ia merenung mengapa ia dilahirkan sebagai orang yang bodoh. Ia menyesali keadaan dirinya seraya merenung. Saat merenung, ia mendengar titisan air yang jatuh dari langit-langit gua. Ia melihat titisan air dari langit-langit gua yang jatuh ke sebuah batu besar. Titisan air yang terus menerus jatuh dari langit-langit gua ke atas batu itu, telah menyebabkan adanya lekukan atau lubang diatas batu itu . Kemudian ia berfikir, jika titisan air yang jatuh terus menerus dapat melubangi batu yang keras, pasti jika ia terus menerus belajar, ia akan menjadi orang yang pintar. Peristiwa itu menjadi pembangkit dan motivasi dalam dirinya untuk terus menerus belajar.
Proses Kognitif
Proses kognitif artinya adalah proses berpikir yang melahirkan intelegensi emosional. Intelegensi emosional adalah suatu kemampuan mengidentifikasi emosi yang dialami oleh diri sendiri, kemampuan mengekspresikan emosi dengan tepat, dan kemampuan mengatur emosi pada diri sendiri dan orang lain. Orang yang memiliki intelegensi emosional (EQ) yang tinggi akan mampu menggunakan emosinya untuk meningkatkan motivasinya. Ia menstimulasi pemikiran yang kreatif, dan mengembangkan empati terhadap orang lain. Orang yang memiliki intelegensi emosi yang kurang baik akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi emosi pada dirinya sendiri.
[Mrf]