Elon Musk Presentasikan Peretas Otak Neuralink
Jika ada industrialis revolusioner abad ini salah satunya tentu Elon Musk. Otak di balik Paypal, Tesla, dan SpaceX ini kembali bikin ‘ulah’ terobosan bisnis berbasis teknologi. Ia akan mendemonstrasikan antarmuka otak-ke-mesin yang berfungsi sebagai bagian dari rencananya yang ambisius untuk memberi orang kekuatan super.
MONDAYREVIEW.COM - Jika ada industrialis revolusioner abad ini salah satunya tentu Elon Musk. Otak di balik Paypal, Tesla, dan SpaceX ini kembali bikin ‘ulah’ terobosan bisnis berbasis teknologi. Ia akan mendemonstrasikan antarmuka otak-ke-mesin yang berfungsi sebagai bagian dari rencananya yang ambisius untuk memberi orang kekuatan super.
Perusahaan peretas otaknya, Neuralink, mengajukan permohonan untuk memulai uji coba manusia tahun lalu. Terbayang sudah apa yang diimajinasikan dalam film-film fiksi ilmiah kini menjelma dalam dunia nyata. Menjadi produk atau komoditas yang bersifat komersial.
Tapi demo kali ini akan melibatkan robot dan neuron yang menembak secara real time dimana antarmuka tersebut memungkinkan orang dengan kondisi neurologis untuk mengontrol ponsel atau komputer dengan pikiran mereka.
Ambisi jangka panjangnya adalah untuk mengantarkan pada zaman yang disebut Musk sebagai "kognisi manusia super". Orang-orang perlu bergabung dengan kecerdasan buatan, katanya, sebagian untuk menghindari skenario di mana AI menjadi begitu kuat hingga menghancurkan umat manusia.
Didirikan pada 2017, Neuralink telah bekerja keras untuk merekrut ilmuwan, sesuatu yang masih diiklankan oleh Musk di Twitter bulan lalu.
Perangkat yang dikembangkan perusahaan itu terdiri dari probe kecil yang berisi lebih dari 3.000 elektroda yang dipasang pada benang fleksibel yang lebih tipis dari rambut manusia, yang dapat memantau aktivitas 1.000 neuron otak.
Dalam pembaruan terakhirnya, lebih dari setahun yang lalu, perusahaan tersebut mengatakan telah melakukan tes pada monyet yang mampu mengendalikan komputer dengan otaknya.
Ia juga telah membangun "robot bedah saraf" yang dikatakan dapat memasukkan 192 elektroda ke otak setiap menit.
Asisten profesor kedokteran fisik dan rehabilitasi Universitas Pittsburgh, Jennifer Collinger menggambarkan apa yang coba dilakukan Musk sebagai teknologi yang benar-benar ‘mengganggu’ dalam ruang teknologi medis yang sulit. Menurutnya Neuralink memiliki sumber daya yang signifikan dan secara kritis tim ilmuwan, insinyur, dan dokter bekerja menuju tujuan bersama, yang memberi mereka peluang besar untuk sukses.
Bahkan dengan sumber daya ini, pengembangan perangkat medis membutuhkan waktu dan keselamatan harus menjadi prioritas utama. Collinger menduga prosesnya mungkin memakan waktu lebih lama daripada yang mereka nyatakan sebagai tujuan mereka.
Ari Benjamin, dari Laboratorium Kording Universitas Pennsylvania, mengatakan kepada BBC News, batu sandungan sebenarnya untuk teknologi ini adalah kerumitan otak manusia. Begitu mereka memiliki rekaman, Neuralink perlu memecahkan kode mereka dan suatu hari akan mencapai penghalang yaitu kurangnya pemahaman dasar kita tentang cara kerja otak, tidak peduli berapa banyak neuron yang mereka rekam.
Menguraikan tujuan dan rencana gerakan sulit jika kita tak memahami kode saraf tempat hal-hal itu dikomunikasikan. Perusahaan milik Musk, SpaceX dan Tesla, telah menangkap imajinasi publik dengan upayanya untuk mendorong kemajuan dalam penerbangan luar angkasa dan kendaraan listrik.