Elektabilitas Jokowi Kalahkan Prabowo, Fadli Zon: Lihat Saja Nanti

Fadli Zon tidak mengambil pusing merespon hasil survei CSIS yang mengemukan elektabilitas Prabowo Subianto semakin menurun.

Elektabilitas Jokowi Kalahkan Prabowo, Fadli Zon: Lihat Saja Nanti
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM-  Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon tidak mengambil pusing merespon hasil survei yang telah dirilis oleh Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) yang mengemukan bahwa tingkat elektabilitas Ketua Umum Prabowo Subianto semakin menurun. Berdasarkan survei pada tahun 2015 tingkat elektabilitas Prabowo sebesar 28 persen menjadi 25,8 persen pada tahun 2017.

Sementara itu, tingkat elektabiltas rivalnya Joko Widodo semakin menanjak dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 tingkat elektabilitas sebesar 36,1 persen merangkak naik menjadi 50,9 persen pada tahun 2017. "Itu kita lihat saja nanti. Kalau cuma mau mempercayai angka-angka berdasarkan survei, tanya aja langsung masyarakat,” katanya kepada awak media di Gedung Parlemen, Rabu (13/9).

Selain itu Wakil Ketua DPR RI menyebutkan bahwa dari tahun ke tahun kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK terus mengalami kenaikan hampir di segala bidang: politik, hukum dan ekonomi tidak sesuai dengan realitas yang dialami oleh masyarakat.

Fadli mengungkapkan saat dia bertemu dan menyerap langsung aspirasi masyarakat masih dihadapkan dengan kondisi ekonomi yang semakin sulit. "Kalau yang saya temukan di lapangan tidak seperti itu. Masyarakat sampaikan kehidupan ekonomi sulit, terutama dianggap harga-harga semakin naik, semakin sulit terjangkau, daya beli lemah,"jelasnya.

Hal itu dibuktikan dengan banyaknya turun omset di berbagai sektor ekonomi, sektor properti sampai ke retail termasuk juga ke toko-toko. "Pasar-pasar termasuk di Tanah Abang, baik yang tingkat seperti mal maupun pasar, rata-rata turun. Ini yang kita rasakan yang saya menyerap aspirasinya ketika keliling daerah. Dari sisi performa saya kira sangat dirasakan ekonomi sekarang ini berat. Saya tidak tahu kepuasannya dimana," paparnya.

Baginya survei memang bisa dijadikan alat untuk mengukur kepuasaan masyarakat terhadap pemerintah. Namun, Ia kembali menegaskan bahwa survei CSIS tidak sejalan dengan kondisi kehidupan mayarakat. “Survei ini indikator, kita harus akui, tetapi lihat di masyarakat sebenarnya apa yang dirasakan. Menurut saya tidak sesuai fakta-fakta di lapangan. Kehidupan susah, pekerjaan susah, pendapatan makin berkurang dan daya beli masyarakat lemah, ini yang dirasakan masyarakat umumnya,"tutupnya.