Ekspor Rempah Indonesia Naik Meski Diterjang Pandemi

Ekspor Rempah Indonesia Naik Meski Diterjang Pandemi
Ekspor Rempah Indonesia Naik Meski Diterjang Pandemi/(Foto/net)

MONITORDAY.COM - Kementerian Pertanian mencatat ekspor rempah-rempah Indonesia meningkat belasan persen pada tahun 2020 secara year on year (YoY). Peningkatan ekspor dipimpin oleh komoditas cengkeh yang naik 83,3 persen dengan nilai ekspor meningkat 58,3 persen.

"Beberapa komoditas rempah juga meningkat volume ekspornya secara Year on Year di tahun 2020 dibandingkan 2019. Contoh lada itu tahun 2020 meningkat 12,8 persen, pala meningkat 14,4 persen, kayu manis meski tidak signifikan meningkat 0,71 persen," kata  Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertaniaan Dedi Junaedi, di Jakarta, Kamis (29/4/2021).

Menurut Dedi, hal ini merupakan kabar gembira mengingat di masa Pandemi Covid-19 ini sebagian besar sektor tumbuh negatif.

Meski terdapat kenaikan, Dedi mengungkapkan, terdapat tantangan dalam produksi rempah-rempah nasional, yaitu rendahnya produktivitas yang sebagian besar dikarenakan usia tanaman yang sudah tua.

Selain itu, lanjut Dedi, perlu juga pembinaan terhadap petani dalam penanganan mutu hasil panen, peningkatan daya saing, serta akses pasar.

"Kami di Kementerian Pertanian meluncurkan Program Gerakan Peningkatan Produktivitas untuk nilai tambah, daya saing, dan akses pasar. Prioritas hingga 2024 yaitu prioritas membangun logistik benih, kami menargetkan 500 juta benih, termasuk dari 14 komoditas di dalamhnya ada pala, lada, kayu manis," ungkapnya.

Dedi berharap ke depannya inisiatif melalui Sustainable Spices Initiative Indonesia dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka meningkatkan daya saing, nilai tambah, dan akses pasar produk rempah-rempah Indonesia.

Deputi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan komoditas rempah-rempah termasuk komoditas yang berperan dalam kontribusi pembangunan ekonomi nasional.

"Komoditas rempah seperti lada, pala, vanilis, dan kayu manis merupakan komoditas andalan penyumbang devisa negara. Indonesia sendiri merupakan menduduki peringkat empat dunia sebagai negara penghasil rempah-rempah," ungkapnya.