Ekonomi Pancasila Ekonomi yang Berketuhanan
Ketuhanan dalam kerangka Pancasila mencerminkan komitmen bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kehidupan publik-politik yang berlandaskan nilai-nilai moralitas dan budi pekerti yang luhur.

Ketuhanan dalam kerangka Pancasila mencerminkan komitmen bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kehidupan publik-politik yang berlandaskan nilai-nilai moralitas dan budi pekerti yang luhur. Artinya, nilai-nilai ketuhanan dalam negara yang berlandaskan Pancasila harus dijadikan landasan dalam pengelolaan kehidupan publik.
Nilai-nilai ketuhanan diharapkan dapat menumbuhkan suatu praktik kenegaraan sebagai proses pencapaian kebajikan bersama di bawah prinsip kekeluargaan dan gotong royong. Asas kekeluargaan yang berlandaskan ketuhanan yang maha esa mencerminkan usaha bangsa Indonesia untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Dengan semangat yang demikian, seluruh bangsa merasa dirinya suatu keluarga besar yang cenderung suka bekerja sama.
Kesejahteraan materi individual bukanlah tujuan utama kegiatan ekonomi, tetapi sesuai perintah Tuhan, kesejahteraan haruslah didistribusikan secara merata di antara warganya dengan cara seadil-adilnya.
Sila ketuhanan yang maha esa harus dibumikan dalam strategi kebijakan ekonomi nasional. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberi jalan bagi berlangsungnya roda perekonomian nasional yang digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan nilai-nilai etik dan moral.
Ekonomi tidak hanya digerakkan oleh rangsangan harga, sebagaimana terjadi pada negara-negara kapitalis, tetapi juga merupakan penggabungan antara sistem pasar (harga), kontrol sosial atau pengawasan dari warga negara sekaligus memiliki pedoman moral-etis yang lahir dari dorongan sifat keimanan setiap warga masyarakat kepada Tuhannya.