Pola Pikir Wirausahawan Tangguh

Akibat pandemi saat ini pengangguran di Indonesia diprediksi meningkat 3,5juta orang, 70% pendapatan rumah tangga masyarakat menurun. Kebijakan Pemerintah yang tepat akan mengurangi dampak ekonomi yang berat. Namun setiap orang tentu harus berupaya untuk mencari peluang agar tetap mendapat penghasilan.

Pola Pikir Wirausahawan Tangguh
ilustrasi pengusaha umkm/ net

MONDAYREVIEW.COM- Akibat pandemi saat ini pengangguran di Indonesia diprediksi meningkat 3,5juta orang, 70% pendapatan rumah tangga masyarakat menurun. Kebijakan Pemerintah yang tepat akan mengurangi dampak ekonomi yang berat. Namun setiap orang tentu harus berupaya untuk mencari peluang agar tetap mendapat penghasilan.

Bagi yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) salah satu pilihannya adalah berwirausaha. Mencari pekerjaan baru tentu saja relatif sulit di masa pandemi ini. Bagi yang usahanya ‘gulung tikar’ atau menurun tentu harus kembali mendapatkan motivasinya untuk bangkit, bertahan, dan mengembangkan usaha baru atau berinovasi dengan usaha lamanya.

Wirausaha memiliki pengertian yang luas. Bisa diartikan sebagai pelatihan dan pendampingan usaha, membuka usaha dan mendatangkan penghasilan, terhindar dari ancaman pengangguran, juga menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri. Menjadi wirausahawan berarti kita telah berkontribusi menurunkan angka pengangguran. Karena selain menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri kita juga menciptakan lapangan kerja untuk orang lain, dan untuk banyak orang.

Jika biasanya menjadi pekerja atau pegawai dapatkah mengubah mindset atau pola pikirnya menjadi pengusaha dalam waktu singkat? Walau butuh proses perubahan pola pikir inilah yang harus dilakukan sejwak awal.

Fakta yang tak bisa dipungkiri, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita berasal dari pola pikir kita sendiri. Pada saat berpikir bisnis yang dijalani akan mencapai kesuksesan maka kesuksesan itu bisa benar-benar kita raih. Sebaliknya, saat kita berpikir bisnis itu akan gagal, itulah yang benar-benar terjadi.

Para entrepreneur mengetahui tentang kekuatan pikiran ini. Itu sebabnya, mereka sangat berhati-hati dalam berpikir. Hanya pikiran baik, positif, dan optimis saja yang akan memenuhi kepala dan hati mereka. Dari rumusan McGrath dan MacMillan (2000) serta beberapa referensi lainnya Mondayreview merumuskan bahwa pada umumnya wirausaha memiliki lima karakteristik mindset, yakni:

#1. Mereka sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang baru dengan tetap selalu waspada, selalu mencari kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan dan hambatan dari kegiatan bisnis. Mereka akan memilih pengaruh yang amat besar ketika mereka menciptakan model bisnis yang baru dari cara memperoleh penghasilan, membuat pembiayaan, menjalankan operasional, dan keseluruhan kegiatan industri.

#2. Mereka mengejar peluang dengan disiplin yang ketat. Umumnya wirausaha tidak hanya bersiap untuk peluang yang kecil, tetapi langsung mengambil tindakan terhadap peluang – peluang yang belum tergali. Mereka sering mengkaji ulang ide– ide mereka, tetapi mereka merealisasikannya hanya ketika hal itu diperlukan. Menjadi entrepreneur artinya harus mau selalu berada di depan, mampu memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki, menyukai tantangan, dan terbuka terhadap perubahan.

#3. Mereka hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang melelahkan diri dan organisasi mereka. Walaupun kebanyakan wirausaha adalah orang berbeda, untuk meraih kesuksesan besar tetap dituntut kedesiplinan dalam membatasi jumlah proyek yang hendak diraih.

#4. Mereka mengikuti portofolio dari peluang dengan kendali yang amat ketat dalam berbagai tahap pengembangan. Tak semua hal yang menarik akan berakibat baik. Setiap peluang tentu ada risikon yang menyertainya. Keberanian mengambil peluang diimbangi dengan kendali yang kuat.

#5. Mereka fokus pada pelaksanaan, khususnya yang bersifat adaptif. Orang dengan kerangka berpikir wirausaha akan memilih melaksanakan apa yang telah ditetapkan dari pada menganalisis ide baru yang menghancurkan. Adaptasi yang mereka lakukan adalah dengan mengubah arah kerja sesuai dengan peluang yang nyata dan mengambil langkah terbaik untuk merealisasikannya.

 

#6. Memahami bahwa inovasi adalah kunci sukses. Entrepreneur memahami dengan baik bahwa bisnis dapat berkembang kalau ia terus melakukan inovasi, yang membuatnya dapat menciptakan produk dan jasa yang bisa mengikuti tren dan selera pasar

#7. Selalu menciptakan nilai.  Entrepreneur tahu kalau kesuksesan bisnis bukan sekadar meluncurkan produk baru, melainkan menciptakan nilai suatu produk (maupun jasa) agar mampu memenuhi kebutuhan pasar, termasuk meningkatkan nilai jual.

#8. Menerima diri apa adanya.  Entrepreneur harus mengenal dan menerima dirinya apa adanya, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Hal itu akan sa ngat membantu dalam menghadapi rasa takut, khawatir, bahkan menghadapi kegagalan.

#9. Membangun jaringan. Entrepreneur akan mengelilingi diri mereka dengan orang-orang positif, yang mampu memberi masukan, dukungan, dan menginspirasi. Semakin besar jaringan yang dibangun, semakin banyak peluang-peluang terbaik yang bisa mereka dapatkan.

#10. Mereka memiliki rencana dan tujuan jangka panjang. Entrepreneur mempersiapkan diri dengan rencana-rencana yang sistematis dan terukur, yang telah disusun dengan matang. Kemudian, ia akan fokus menjalankan setiap rencana, satu per satu, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

#11. Para wirausahawan selalu optimis dan berani. Kebanyakan orang senang berpikiran negatif yang jauh lebih mudah, sementara entrepreneur tidak membiarkan pikiran tersebut memenuhi kepalanya. Ia lebih memilih berpikiran positif yang dapat membangkitkan rasa optimis di dalam dirinya sehingga ia bisa menjalani hidup dan bisnisnya dengan lebih berani, termasuk berani menerima dan menghadapi tantangan, risiko, dan kegagalan sekaligus mencari solusi untuk meng atasinya.