Efektifitas Mesin Politik PDI Perjuangan dalam Pilkada Jawa Tengah 2018

Di tahun-tahun terakhir pertarungan politik pilkada di Indonesia, kekuatan figur dinilai sering melampaui efektifitas mesin politik. Namun, di beberapa daerah, khususnya di basis-basis loyalis, efektifitas mesin politik sangat signifikan dalam memenangkan kursi kepala daerah. Jawa Tengah sangat dikenal sebagai basis tradisional PDIP, efektifitas mesin politiknya akan diuji dalam pertarungan pilkada serentak 2018 ini.

Efektifitas Mesin Politik PDI Perjuangan  dalam Pilkada Jawa Tengah 2018
sumber: pdiperjuangan.com

Kekuatan mesin politik PDIP sangat terlihat dalam pilkada Jateng 5 tahun lalu. Penggalangan kekuatan, penyampaian program dan misi, pembentukan opini, dan kerja-kerja politik dilakukan dengan rapi. Kinerja tim sukses Paslon yang didukung PDIP juga menemukan momentumnya ketika partai berlambang banteng gemuk ini melakukan rebound atas deficit suara yang terjadi dalam skala nasional. Jawa Tengah memang basis andalan PDIP. Namun, di jawa Tengah konsolidasi partai ini benar-benar matang lima tahun lalu.  

Bahkan di Temanggung, Jawa Tengah pilkada serentak memenangkan jago PDIP di pilbup sekaligus pilgub. Pasangan Bambang Sukarno-Irawan Prasetyadi unggul dengan perolehan di atas 40%, sejalan dengan Ganjar-Heru yang mengoleksi 48% suara. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat itu turun langsung dalam kampanye terakhir di Temanggung. Lautan massa merah terlihat bergelombang bagai ombak samudera yang tak terbendung.

Efektifitas mesin politik memang tidak serta-merta menenggelamkan factor elektabilitas figure yang diusung. Tidak serta-merta efektifitas mesin politik menjanjikan keterpilihan. Figur yang diusung adalah bagian dari efektifitas mesin politik dalam melakukan rekrutmen, pembinaan, penetapan melalui proses politik. Agregasi kepentingan dan kanalisasi aspirasi politik konstituen menjadi niscaya.     

Akankah efektifitas mesin partai ini kembali mendudukkan ganjar di kursi Jateng 1? Keyakinan politik yang melentur terbaca dari kemampuan PDIP untuk bisa menggandeng mitra strategisnya yakni Demokrat. Praktis selama ini hubungan yang dinilai kaku antara Megawati dan SBY bisa dilampaui demi kalkulasi politik yang realistik. Dengan perluasan dukungan dari konstituen Partai Demokrat dan dukungan sebagian kaum santri di belakang putra tokoh kharismatik KH Maimoen Zubair, maka mesin politik PDIP akan terbantu siginifikan.