Dr. Pung: Kami Bukan Kaleng-Kaleng Dalam Berantas Ilegal Fishing

Meskipun Jumlah Kapal Pengawas Perikanan masih minim, namun performa Awak Kapal Pengawas kian bertaji di sepanjang tahun 2020.

Dr. Pung: Kami Bukan Kaleng-Kaleng Dalam Berantas Ilegal Fishing
Direktur Pemantauan Operasi Armada (POA) Ditjen PSDKP KKP, Dr. Pung Nugroho Saksono (Dok: POA PSDKP KKP-Monitorday.com)

MONITORDAY.COM - Indonesia seyogyanya membutuhkan 70 Kapal Pengawas Perikanan jika dibandingkan dengan luasnya laut  negeri ini.

Direktur Pemantauan Operasi Armada (POA) Ditjen PSDKP KKP, Dr, Pung Nugroho Saksono menilai jumlah Kapal Pengawas Perikanan yang hanya 28 dan didukung oleh  69 speedboat ini masih minim sekali. 

Kendati demikian, KKP sudah menangkap 100 Kapal terdiri dari KIA dan kapal pelaku destructif fishing (bom dan bius) sepanjang tahun 2020 di perairan Indonesia. 

"Kami bukan kaleng-kaleng dalam melakukan pemberantasan ilegal fishing, dari 100 kapal yang ditangkap itu terdiri dari  KIA dan kapal pelaku destructif fishing (bom dan bius) berhasil kami amankan," ucap Pung yang sering disapa Ipunk  pada Webinar bertajuk "Tantangan dan Strategi Pemberantasan IUU Fishing dan Destructif Fishing" di Jakarta, Senin (14/12/2020).

Capaian penangkapan ini menjadi bukti bahwa Direktorat POA sangat serius dalam melakukan patroli di laut untuk memastikan setiap jengkal laut Indonesia terawasi dari KIA ilegal.

Integrasi tekhnologi canggih dalam pengawasan perikanan 

Direktorat yang dipimpin Ipunk juga mencoba memutakhirkan dan memodernisasi peralatan-peralatan pengawasan beserta infrastruktur pendukungnya, salah satunya dengan mengintegrasikan beberapa teknologi monitoring, control and surveillance (MCS) berupa vessel monitoring systems (VMS) dengan satelit radar.

Integrasi ini memberikan hasil yang lebih baik, karena dapat memetakan keberadaan kapal yang tidak terpantau oleh Sistem VMS. Sehingga dapat dilakukan tindakan terhadap kapal-kapal perikanan yang tidak mengaktifkan transmiter VMS-nya, akan tetapi terpantau oleh satelit radar.

Adapun stasiun bumi radar satelit yang berlokasi di Balai Riset dan Observasi Laut Perancak Bali, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Pusat Riset Kelautan, BRSDM KP dan KKP yang merupakan satu-satunya stasiun bumi di Indonesia yang dapat menerima downlink langsung data RADARSAT-2 dan COSMO-SKYMED.

Jaga semboyan "Pantang tercela di laut"

Dibalik torehan prestasi ini, ada Awak Kapal Pengawas (AKP) Perikanan yang menjaga semboyan "Pantang tercela di laut" juga  senantiasa memegang teguh nilai-nilai ini sejak Dirjen PSDKP yang pertama kali.

"Sejak zaman pak busran, dirjen pertama kali, awak kapal pengawas dengan seragam kebanggan Loreng Kerapu senantiasa menjaga semboyan mereka," tuturnya.

Lantas apa saja nilai dibalik semboyan tersebut. Pertama, integritas, dimana nilai  dasar bagi setiap personil dalam melaksanakan tugas. Kedua, adalah cakap yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugas dengan baik. Ketiga yakni Profesional, AKP senantiasa melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan.

Ada makna dibalik "Loreng ikan kerapu"

Selain itu, juga makna dari filosofi kerapu dibalik seragam AKP Perikanan. Terdapat 4 hal penting yang mesti dijaga.

Pertama, memiliki daya tahan tubuh yang kuat. AKP yang tangguh, tahan uji, bertanggung jawab dan bermental kuat. Mereka sadar amanah yang mesti diemban bahwa laut negeri ini sebagai aset poros maritim dunia juga ujung tombak pengawasan laut Indonesia. 

Kedua, memiliki kemampuan gerak yang cepat. AKP ini sangat kompeten dan mampu merespon cepat dan benar dalam pelaksanaan tugas.

Ketiga, memiliki gigi yang tajam dan kuat. AKP yang memiliki keberanian dalam menegakkan hukum secara adil dan profesional. 

Keempat, memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. AKP yang mampu bertugas  di segala situasi dan cakap dalam  menyusun strategi operasi.

Webinar yang disertai launching virtual PSDKP Mengajar ini juga menekankan agar AKP Perikanan menjadikan para nelayan  sebagai mitra, karena mereka bisa menjadi mata dan telinga untuk membantu pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di laut Indonesia.