Disebut Anti Islam, Caleg Bercadar Ini Buktikan PSI Partai Plural

Sebagai seorang tenaga honorer Katagori Dua (K2) ini juga, Nur Asiyah ingin memperjuangkan tenaga honorer K2 diangkat menjadi PNS di seluruh Indonesia.

Disebut Anti Islam, Caleg Bercadar Ini Buktikan PSI Partai Plural
Foto: Twitter @sissy-_ika

MONITORDAY.COM - Meski Partai Solidaritas Indonesia (PSI) masih muda usia, dan minim pengalaman dalam kancah perpolitikan nasional, namun partai yang diketuai mantan presenter berita Grace Natali ini cukup menyita perhatian publik lantaran dianggap memiliki gagasan dan langgam politik baru.

Saat para caleg dari partai lain sibuk menghitung sangu politik dan kasak-kusuk memastikan nomor urut, caleg-caleg PSI justru sibuk mengikuti uji kelayakan. Hebatnya, pengujian tersebut dilakukan secara terbuka dengan melibatkan sejumlah tokoh sebagai penguji.

Tak heran bila kemudian, PSI mendapatkan pujian dari berbagai pihak lantaran menjadi salah satu partai yang tak mencalonkan eks koruptor di Pileg 2019. Ini jelas menunjukkan komitmen mereka yang sedari awal memang menolak caleg napi koruptor.

Faktor lain, yang membuat PSI mampu menyita perhatian publik adalah karena sikap kritis dari beberapa tokohnya seperti Sekjen Raja Juli Antoni dan salah satu Ketua DPP PSI Tsamara Amany.

Sayangnya, meski reformasi sudah berjalan 20 tahun lamanya, namun sikap kritis masih dianggap sebagai sesuatu yang negatif di negeri ini. Itu sebabnya, lantaran terlalu sering melontarkan kritik kepada tokoh-tokoh tertentu yang selama ini dekat dengan kelompok agamawan, PSI pun mendapatkan cap yang tak mengenakan sebagai partai yang anti agama/Islam.

Padahal, dari sederet pengurus partai dan calon anggota legislatif yang maju dalam perhelatan Pileg 2019 nanti, banyak yang berlatar belakang aktivis muda Islam.

Selain ada nama Sekjen sendiri yang merupakan mantan Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), juga ada nama Nur Asiyah Ika Ningsih, salah satu calon anggota legislatif yang sesungguhnya bisa membantah anggapan tersebut.

Calon anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan XI Madura ini siap maju memperjuangkan kemajuan kepulawan di Sumenep Madura, masyarakat yang kental dengan keberagamaannya.

“Saya asli orang Pulau Karamian Desa Karamian Kecamatan Masalembu Kabupaten Sumenep. Insya Allah tetap semangat bersama PSI,” kata Nur Asiyah Ika Ningsih, seperti dilansir laman partai PSI, Senin (15/10/2018).

Aktivis perempuan yang saat ini mengenakan cadar ini sebetulnya sudah lama berkecimpung di partai politik. Mulai jadi Sekretaris PD PMB Kabupaten Sumenep, aktif sebagai Caleg PAN Sumenep dan terakhir sempat menjadi Ketua DPD Kartini Perindo Sumenep.

“Alhamdullah. Saya satu-satunya caleg perempuan dari Kepulauan Sumenep dan dari kalangan karyawan honorer katagori 2 yang maju sebagai Caleg DPR RI. Mohon doa dan dukungannya,” pintanya.

Sebagai seorang tenaga honorer Katagori Dua (K2) ini juga, Nur Asiyah ingin memperjuangkan tenaga honorer K2 diangkat menjadi PNS di seluruh Indonesia.

“Saya akan memperjuangkan tenaga honorer K2 agar diangkat jadi PNS. Sebab, mereka para tenaga K2 sudah lama mengabdi dan layak diberi penghargaan,” terangnya.

Selain ingin memperjuangkan tenaga honorer K2 agar diangkat menjadi PNS, Nur Asiyah sekaligus ingin membantah bahwa PSI tidak anti Islam, melainkan partai plural yang terbuka bagi semua kalangan.