Balad Jokowi : Semangat Kolaborasi dalam Pidato ‘Game of Thrones’

Balad Jokowi : Semangat Kolaborasi dalam Pidato ‘Game of Thrones’
Muchlas Rowie

 

MONITORDAY.COM - Pidato Presiden Joko Widodo dalam Penutupan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali memperoleh berbagai tanggapan. Berbagai pujian dialamatkan untuk pidato yang mengambil analogi dari film ‘Game of Thrones’ tersebut.

Di sela-sela rapat koordinasi dengan para relawan, Senin (15/10/2018) Koordinator Balad Jokowi, Muchlas Rowie, menggarisbawahi pidato yang mengajak para pengambil kebijakan untuk fokus dalam menyelamatkan dunia dari krisis global tersebut. “Pidato itu substansinya berbobot. Pun disampaikan dengan analogi yang tepat dan menarik. Bahkan kalangan milenial pun mau menyimak dan mencari tahu tentang isi pidato Presiden”, kata Muchlas.

Dalam soal subtansi Muchlas menggarisbawahi pesan Jokowi bahwa kerjasama dan kolaborasi harus dikedepankan. Pidato itu mengingatkan negara-negara ekonomi maju untuk memperkuat aliansi yang saat ini semakin terlihat rapuh. Perebutan ‘tahta’ dan pengaruh global antar negara maju telah mengakibatkan naiknya harga minyak mentah dan membuat nilai tukar mata uang negara-negara berkembang makin terpuruk.

Balad Jokowi setuju bahwa rivalitas dan kompetisi adalah hal yang wajar. Namun semangat untuk melawan musuh sejati harus diutamakan. Perang dagang yang semakin banyak terjadi menunjukkan bahwa rivalitas itu bisa menghancurkan ekonomi dunia. Dan pada gilirannya akan menyengsarakan rakyat termasuk rakyat Indonesia. 

Dalam pidatonya Jokowi menyampaikan visinya dengan kalimat-kalimat yang keras menyindir kekuatan-kekuatan adikuasa. Berikut petikannya :  

Saya yakin, ceritanya akan berakhir dengan pesan moral Bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan bukan hanya bagi yang kalah, namun juga, yang menang.

Ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan sudah diratapi, barulah kemudian kedua-duanya sadar bahwa kemenangan maupun kekalahan dalam perang selalu hasilnya sama, yaitu dunia yang porak poranda. Tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi yang terbesar di tengah dunia yang tenggelam.

Saya ingin menegaskan bahwa saat ini kita masuk pada “Season Terakhir” dari pertarungan ekspansi ekonomi global yang penuh rivalitas dan persaingan.Bisa jadi situasinya lebih genting dibanding krisis finansial global sepuluh tahun yang lalu.

Isi pidato itu menggugah relawan Balad Jokowi untuk terus berjuang dalam semangat kerjasama, berfikir positip, dan berjuang dengan kerja nyata. Demikian kesimpulan Muchlas Rowie terkait pidato Jokowi dan kesiapan gerakannya dalam memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres yang akan berlangsung 6 bulan lagi.