Dicari, Partai Ideologis yang Populis!

Partai politik memiliki basis dasar ideologi serta memiliki jalan keluar dari permasalahan keseharian yang dialami masyarakat

Dicari, Partai Ideologis yang Populis!
Ragam pilihan (Pixabay)

MONDAYREVIEW.COM – Pemilu 1955 diikuti oleh puluhan partai politik. Untuk pemilu anggota DPR diikuti oleh 36 parpol, sedangkan untuk pemilu anggota Konstituante diikuti 39 parpol. Jika mengacu pada tipologi yang dibuat Herbert Feith terdapat 5 aliran pemikiran yakni radikal nasionalisme, tradisional Jawa, Islam, sosial demokrat, dan komunisme.

Pada pemilu 1999, ragam politik aliran kembali mengemuka dengan sejumlah partai yang mengaku sebagai reinkarnasi dari partai-partai di masa Orde Lama ataupun parpol yang dengan tegas mengidentifikasi pada politik aliran tertentu.

Namun seiring perjalanan reformasi, pragmatisme seolah menjadi kata yang menjembatani partai-partai politik yang ada. Hal itu dapat terdeteksi dari pola koalisi yang begitu cair, oportunis, dan lebih memperhitungkan kemenangan.

Menarik perenungan dari sejarah pemilu 1955, politik aliran sesungguhnya bisa menjadi pembeda bagi partai-partai yang ada. Politik aliran juga bisa jadi bermakna manakala partai politik menerjemahkan ideologi yang ada menjadi program kerja yang populis. Program kerja populis ini berkenaan dengan kebutuhan rakyat banyak dan tepat guna.

Dengan begitu partai politik memiliki basis dasar ideologi serta memiliki jalan keluar dari permasalahan keseharian yang dialami masyarakat dengan mengejawantahkan visi besar menjadi kenyataan di lapangan.