Dibalik Runtuhnya Selasar Tower II BEI : Apa dan Bagaimana Mezzanine Dirancang?

Ambruknya mezzanine atau lantai tambahan BEI mengundang pendapat dari berbagai fihak. Tanggapan dari pengamat dan ahli konstruksi tentunya yang paling banyak dicari pewarta dan publik. Dari berbagai analisis yang dirangkum Mondayreview.com, penyebab runtuhnya area selasar tersebut bisa diakibatkan oleh kesalahan desain atau perencanaan, kesalahan pelaksanaan konstruksi termasuk kemungkinan perubahan fungsi, tidak terpenuhinya spesifikasi bangunan sesuai ketentuan, ataupun kelalaian dalam pemeliharaan dan pengecekan bangunan.

Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia ini baru selesai pembangunannya pada 1998, empat tahun lebih muda dibandingkan Tower I yang berada tepat disampingnya. Usia bangunan yang baru menginjak 20 tahun terhitung masih sangat layak. Hingga publik dibuat tercengan ketika salah satu selasar atau lantai tambahan gedung itu runtuh. Kejadian itu sendiri berlangsung ketika serombongan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi sedang melakukan kunjungan. Meski ada sejumlah mahasiswa yang berada di tempat itu, secara teknis kekuatan lantai yang ambrol semestinya dirancang untuk beban yang sekian kali lebih besar. Selasar menggantung itu mestinya bisa menahan beban 300 kg atau setara 5-6 orang per meter persegi. 

Banyak hal yang harus dipersiapkan sejak perencanaan untuk memastikan kekuatan mezzanine atau lantai tambahan sebuah bangunan bisa aman untuk digunakan.    Baik dari aspek teknis maupun ketentuan peraturan terkait. Perencanaan elemen tambahan yang menggantung ini  bukanlah sekedar menempel tetapi harus menyatu dengan konstruksi dinding. Mezzanine yang tidak menggunakan pilar atau kolom ini memang memberi kesan cantik, elegan, dan luas bagi gedung  dengan beberapa lantai baik untuk fungsi perkantoran, pusat perbelanjaan, maupun residensial 

Situs Homedesign lover.com menyebutkan bahwa Mezzanine adalah ruang yang tercipta di atas sebuah ruangan yang sudah ada. Area tambahan ini bersifat  fleksibel  bisa dilihat dari bawah. Biasanya, mezzanine terbuka dan ruang yang mendukung di dalamnya. Mezzanines biasanya dibangun untuk menambahkan beberapa area lagi untuk fungsi vital.  Beberapa bahkan memilih untuk memiliki mezzanine walaupun belum memiliki maksud penggunaannya untuk keperluan  tertentu . Desain mezzanine tergantung bagaimana penggunaannya.  Mezzanine berguna dan juga bisa menambahkan nilai estetika atau keindahan pada desain interior suatu bangunan.

Sementara itu, dari situs nsiprojects.co.uk ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan oleh mereka yang akan membangun mezzanine, yatiu :

1. Beban - Menentukan beban yang akan dikenakan saat membangun lantai mezzanine dan meminta seorang insinyur struktur menghitung pekerjaan baja yang dibutuhkan, dan bahwa beban yang dihasilkan di lantai beton Anda sesuai dengan toleransi desain.
2. Bahan - Menentukan sifat konstruksi lantai mezzanine. Bahan tipikal untuk membangun lantai industri adalah chipboard, tahan kelembaban atau standar, atau untuk beberapa lantai mezzanine industri berat, bahan alternatif seperti pelat pelat baja atau panel jala baja dapat digunakan.
3. Penggunaan - Pertimbangan harus diberikan untuk merencanakan pembangunan lantai mezzanine berkaitan dengan evakuasi petugas yang aman, apa konstruksi lantai mezzanine yang akan digunakan, dan lokasi tangga, lift, dll.
4. Instalasi -  Harus mempertimbangkan kemudahan membangun konstruksi lantai mezzanine, terutama keselamatan siapa saja yang memasang lantai dan juga akses ke lokasi bangunan.
5. Kesehatan & Keselamatan - Perlindungan bagi pekerja konstruksi  yang bekerja pada ketinggian dan penggunaan peralatan pengangkat dan pengaksesan yang benar sangat penting untuk menjamin keamanan proyek. Dua bidang utama masalah Kesehatan dan Keselamatan adalah risiko terjatuh dari "leading edge" karena letak elemen estetik  dan dari perimeter yang terbuka sebelum pegangan dipasang.

Pelajaran penting dari ambruknya mezzanine Tomer II Gedung Bursa Efek Indonesia adalah pentingnya perencanaan, pengawasan ketat dalam masa konstruksi, dan pengecekan berkala sesuai ketentuan. Bangunan yang diperkirakan bisa bertahan dan berfunsgi aman selama 50 tahun tetap bisa menghadapi kemungkinan rusak lebih awal. Baik disebabkan oleh faktor gempa bumi maupun faktor lingkungan yang lain.