Di Usia 108, Muhammadiyah Harus Menghadirkan Pusat-pusat Keunggulan di Bidang Pemikiran dan Amal Usaha

Haedar Nashir berharap Muhammadiyah semakin maju dan unggul serta memberi makna dalam membangun peradaban.

Di Usia 108, Muhammadiyah Harus Menghadirkan Pusat-pusat Keunggulan di Bidang Pemikiran dan Amal Usaha
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM-   Waktu terus berjalan, tak terasa organisasi terbesar di Indonenesia, Muhammadiyah berusia 108 tahun jika berdasarkan penanggalan hijriah. Muhammadiyah yang lahir pada 8 Dzulhijah 1330 H ini telah menorehkan tinta emas dalam membangun peradaban bangsa.

Pada ulang tahun ke-108, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir berharap Muhammadiyah semakin maju dan unggul serta memberi makna dalam membangun peradaban umat, bangsa, dan kemanusiaan universal yang rahmatan lil-'alamin dalam naungan  Rahman dan Rahim Allah SWT.

“Warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan termasuk di amal usaha dan jamaah agar semakin memperkuat komitmen dalam bermuhammadiyah untuk berdakwah dan bertajdid sesuai dengan potensi dan kekuatan yang dimiliki bermodalkan keikhlasan, pengkhidmatan, dan militansi keislaman untuk meraih ridla dan karunia Allah SWT,” kata Haedar seperti dilansir laman resmi Muhammadiyah, Rabu (30/8).

Selain itu, Haedar juga berharap agar seluruh Pimpinan Persyarikatan, Ortom, Majelis, Lembaga, Amal Usaha, dan institusi yang berada dalam Muhammadiyah harus  menegakkan paham agama sebagaimana yang dipedomani Muhammadiyah, ideologi, serta segala ketentuan dan kebijakan Persyarikatan sehingga menjadi gerakan yang solid, kuat, dan maju dalam satu barisan yang kokoh.

“Seraya menghindari dan mencegah hal-hal yang bertentangan dengan paham agama, ideologi, ketentuan, dan kebijakan Muhammadiyah,” terang Haedar.

Lebih lanjut Haedar mengatakan Milad tahun ini selayaknya dijadikan momentum untuk melakukan perubahan-perubahan transformatif yang bermakna menuju Muhammadiyah berkemajuan di berbagai bidang garapannya agar geraknya melampaui yang lain dalam spirit fastabiqqul khairat.

Maka itu, Haedar mengatakan Muhammadiyah harus mampu menghadirkan pusat-pusat keunggulan di bidang pemikiran dan amal usaha yang selama ini digeluti. Sehingga akan menjadi kekuatan alternatif di tengah persaingan global yang kian ketat.