Debat Mengaktifkan Otak Kanan & Otak Kiri
Dalam debat ada hal-hal yang eksak. Ada yang seni.

MONDAYREVIEW.COM - Di sela babak penyisihan Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) SMP Tahun 2017 pada Sabtu pagi (28/10), para partisipan Lomba Debat Bahasa Indonesia melakukan senam otak. Dengan bersemangat para partisipan melakukan gerakan-gerakan yang kiranya dapat mengaktivasi otak kanan dan otak kiri.
Debat sendiri merupakan seni yang membutuhkan kombinasi penggunaan otak kanan dan otak kiri.
“Dalam debat ada hal-hal yang eksak. Ada yang seni. Saya pikir ketika mereka berbicara di depan itu ada seni menyampaikan pendapat, seni pidato, seni bagaimana untuk mereka berbicara mencari kata-kata yang menarik, kalimat-kalimat yang bisa memancing pendengar untuk lebih fokus, untuk lebih mendengarkan mereka. Jadi otak kirinya disitu. Bagaimana mencari kalimat-kalimat yang punya nilai seni yang asyik. Enak didengar, enak dirasakan, dan seterusnya,” kata juri Baban Banita di Hotel Grand Sahid Jaya, Sabtu (28/10).
Baban Banita juga memandang bahwa dari posisi pro, kontra, dan netral para peserta OLSN cabang Lomba Debat Bahasa Indonesia; dapat memperkaya sudut pandang yang dimiliki.
“Agak tidak nyaman ya seseorang yang sebetulnya di hatinya pro, tapi dia harus kontra. Artinya ada semacam peran, seni peranlah, mereka bermain teater disitu. Mereka mempermainkan yang pro, kontra, atau netral, sebenarnya ketiganya berpotensi untuk semakin memperkaya dirinya,” ujar Baban Banita yang merupakan dosen jurusan Bahasa Indonesia di Universitas Padjajaran.
“Seandainya dia kontra, saya harus mencari yang apa. Harus mencari referensi seperti apa. Karena mereka ketika berbicara harus ditunjang oleh referensi yang kuat. Pro, kontra, atau netral, sama-sama memperkaya dirinya dalam melihat persoalan dalam sudut pandang yang mungkin berbeda-beda,” imbuh pria berkacamata ini seperti dilansir situs ditspmp.