Perlukah Kawasan Industri Halal? Ini Faktanya!
Pasar Halal tidak eksklusif untuk Muslim dan telah mendapatkan penerimaan yang meningkat di antara konsumen non-Muslim yang mengasosiasikan Halal dengan konsumerisme etis. Banyak negara non-Muslim seperti Jepang, Australia dan Thailand telah menyadari tren global yang muncul dalam konsumerisme terhadap produk dan layanan Halal, dan sekarang mencoba memasuki industri Halal.

MONDAYREVIEW.COM – Pasar Halal tidak eksklusif untuk Muslim dan telah mendapatkan penerimaan yang meningkat di antara konsumen non-Muslim yang mengasosiasikan Halal dengan konsumerisme etis. Banyak negara non-Muslim seperti Jepang, Australia dan Thailand telah menyadari tren global yang muncul dalam konsumerisme terhadap produk dan layanan Halal, dan sekarang mencoba memasuki industri Halal.
Jepang adalah salah satu dari sedikit negara yang berfokus untuk menarik 1 juta pelancong Muslim setahun. Olimpiade 2020 mendatang yang akan diselenggarakan di Jepang merupakan kesempatan untuk menarik wisatawan Muslim, dan Jepang menawarkan visa gratis bagi wisatawan Muslim, khususnya dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sementara itu, Australia, pengekspor daging terbesar, diakui sebagai pemimpin dunia dalam produksi daging halal.
Negara tersebut menargetkan untuk mengekspor daging halal ke negara-negara Organisation Islamic Committee (OKI), di mana nilai ekspor telah mencapai AUD1,42 miliar (US $ 823,46 juta) pada 2013-2014 (Departemen Pertanian Pemerintah Australia, 2015). Selain itu, Thailand telah menjadi salah satu pengekspor makanan Halal terbesar di pasar global karena keinginan pemerintah Thailand untuk mengembangkan produk makanan Halal Thailand untuk membantu mendorong ekspor negara tersebut.
Peluang industri halal sangat menarik, terutama perkembangan pendapatan dari perkembangan teknologi di setiap sektor. Platform penelusuran halal di industri makanan, misalnya, mampu menghubungkan seluruh rantai pasokan dari produsen ke auditor dan badan sertifikasi, sementara perusahaan fintech mempertimbangkan produk yang sesuai dengan Syariah sebagai alternatif pembiayaan untuk bisnis. Di sektor gaya hidup Halal, layanan gaya hidup Islami berbasis aplikasi dapat menjadi salah satu investasi penting bagi investor, pemerintah, dan bisnis.
Saat ini ada sejumlah kawasan yang sedang diproses oleh Kementerian Perindustrian, antara lain Modern Cikande Industrial Estate di Serang Banten, SAFE n LOCK Halal Industrial Park di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur, Kawasan Industri Bintan Inti di Kepulauan Riau.
Lainnya adalah Kawasan Industri Batamindo di Batam Kepulauan Riau, Kawasan Industri Jakarta Pulogadung, dan Kawasan Industri Surya Borneo di Kalimantan Tengah.Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertekad membangun kawasan industri halal, terlebih saat ini lahan seluas 148 hektare sudah disiapkan bersama salah satu perusahaan di Sidoarjo. Pemerintah Provinsi ingin agar Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bisa masuk dalam peringkat 10 besar industri makanan halal dunia. Demikian pernyataan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Indonesia umat Islamnya terbanyak di dunia dan berdasarkan "State of Global Islamic Economy" 2019-2020, halal food Indonesia belum masuk 10 besar dunia. Kalau fashion halal sudah dapat dikembangkan maka Pemprov Jatim ingin siapkan halal industrial estate.
Gubernur Khofifah juga menilai potensi kuliner halal di Jatim sangat melimpah sehingga sangat disayangkan jika potensi ini tidak dimaksimalkan. Dalam halal industrial estate yang tengah disiapkan disiapkan tersebut, kata dia, akan dilengkapi dengan laboratorium LPPOM MUI, pengurusan sertifikasi halal, dan juga seluruh fasilitas kebutuhan industri.
Industri yang ditarget masuk mulai dari makanan minuman, hingga kosmetik. Rencana Khofifah terkait pengembangan halal industrial estate itu juga disampaikannya saat berkomunikasi secara virtual dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bahlil Lahadalia.
Khofifah juga meminta agar Jatim masuk dalam daerah yang dicanangkan nasional untuk pengembangan kawasan industri halal setelah Batang dan Subang. Pemprov akan berupaya untuk bisa mendatangkan investor baik dari dalam ataupun luar negeri. Karena ini akan menjadi pintu masuk kita untuk bisa masuk dalam 10 besar, dan tentu untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat.
Di sisi lain, Gubernur Khofifah saat kegiatan di sela "East Java Investival 2020" berbincang virtual dengan Duta Besar RI untuk Australia Yohanes K Legowo dan menyampaikan bahwa Jatim membutuhkan bibit sapi perah berkualitas dari "Negeri Kanguru". Pada kesempatan itu, Dubes RI untuk Australia menyambut baik apa yang disampaikan Gubernur dan akan segera mengirimkan staf untuk menindaklanjuti potensi investasi tersebut.
Australia memang unggul di bidang pembibitan, sedang Indonesia unggul dalam hal penggemukan. Karena di Australia cukup banyak diaspora asal Indonesia yang menjadi pengusaha sukses peternakan sapi, dan ini peluang.
Potensi pembibitan sapi tersebut bisa dilakukan di cukup banyak daerah di Jatim. Mulai Malang, juga Magetan, yang sudah memiliki infrastruktur yang telah matang dalam pengembangan industri susu. Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Jawa Timur Aris Mukiyono mengatakan gelaran EJI 2020 digadang dapat mendorong peningkatan realisasi investasi setempat.
Setelah ini akan dilakukan tindak lanjut. Seperti salah satunya yang dipesankan ibu gubernur terkait pembangunan rumah sakit di Tuban. Kami akan komandani supaya syarat-syarat investasinya terpenuhi dan kawal supaya perencanaan investasinya berjalan konkret. Pihaknya berharap gelaran EJI 2020 ini membuat investasi Jatim tahun depan semakin terdongkrak.