Dampak Buruk Rokok Terhadap Remaja

Rokok dikalangan remaja mengalami trend peningkatan yang cukup signifikan.

Dampak Buruk Rokok Terhadap Remaja
ilustrasi stop smoking (dok:net)

MONITORDAY.COM - Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Terlebih rokok dikalangan remaja mengalami trend peningkatan yang cukup signifikan.

Shalsabila Fathiarani, mahasiswi LSPR Jakarta saat dijumpai awak media Monitorday.com, Rabu (22/1/2020) merujuk pada data  Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2018, bahwa prevalensi merokok pada remaja usia 10 sampai 18 tahun mengalami peningkatan sebesar 1,9% dari tahun 2013 (7,20%) ke tahun 2018 (9,10%). 

Wanita kelahiran Jakarta yang dikenal aktif diberbagai organisasi kampus ini mengakui fakta pahit yang ditemuinya, anak-anak remaja saat ini mulai merokok karena melihat teman-temannya merokok dan ingin menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Akibatnya, berawal dari satu batang dan berlanjut lebih dari satu batang dan seterusnya. Lambat laun, remaja yang awalnya perokok pasif menjadi perokok aktif. 

Kebiasaan merokok, ujar Shalsabila dapat memberikan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan seseorang, khususnya remaja. Dia mengungkapkan kebanyakan zat kimia yang terkandung dalam rokok nyatanya merupakan produk-produk tak lazim yang seharusnya tidak dikonsumsi sehari-hari. 

Ia menguraikan beberapa bahan berbahaya yang terkandung pada sebatang rokok. Salah satunya nikotin. Bagi perokok aktif, kandungan nikotin memberikan dampak negatif sehingga mudah merasa gelisah, tidak dapat beristirahat dengan nyaman, sakit kepala dan emosi tidak stabil.

Zat lainnya seperti tar, yang mengandung banyak bahan-bahan kimia masuk ke paru-paru dan bisa masuk kedalam pembuluh darah dan dibawa ke bagian lain dari tubuh. Asap rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, dimana lebih dari 50 dari bahan tersebut diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen) dan racun lainnya. 

Karbonmonoksida, senyawa kimia ini juga dapat mempengaruhi kadar oksigen didalam darah. Secara khusus pada wanita hamil yang merokok dapat menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen untuk bayi yang sedang bertumbuh dalam kandungan. Hal ini dapat memberikan dampak buruk bagi pertumbuhan bayi.

Mirisnya, perokok aktif berpotensi mengalami sejumlah penyakit seperti kanker paru-paru, paru obstruktif kronis dan penyakit Jantung. Selain itu, bahan kimia pada tembakau dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan memberikan dampak pada kadar lemak dalam darah.

Hal buruk lainnya, perokok aktif juga berpotensi mengalami gangguan kesehatan seksual  karena resiko  ereksi (impotensi)  bisa terjadi.  Hal ini terjadi karena kerusakan pembuluh darah pada penis.

Aca sapaan akarab (Shalsabila) kembali menghimbau kepada  siapa saja yang sudah menjadi active smoker (perokok aktif) terutama remaja agar mulailah hidup sehat dan berhenti merokok karena dampak negatifnya lebih banyak ketimbang dampak positifnya.