Corona Masih Mematikan, Ilmuwan Bantah Corona Melemah
Profesor Alberto Zangrillo mengatakan bahwa coronavirus di Italia sudah hilang secara klinis, namun para ilmuwan dan WHO membantah pernyataan tersebut karena karena tidak ada bukti ilmiah dan coronavirus belum berubah.

MONITORDAY.COM - Setelah beberapa laporan tentang perubahan virus corona yang muncul, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah memperingatkan agar tidak terseret ke dalam teori-teori yang belum dikonfirmasi. Para ahli di Organisasi Dunia dan sejumlah ilmuwan lain mengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung pernyataan dokter yang menyatakan bahwa bahwa virus Corona melemah.
Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi di organisasi itu, mengatakan, "Sejauh penularannya, tidak ada perubahan, juga tidak ada perubahan dalam keparahannya."
Oscar MacLean, seorang ahli di Pusat Penelitian Viral di Universitas Glasgow, berpendapat bahwa asumsi virus melemah tidak didukung oleh apa pun dalam literatur ilmiah dan juga tampaknya tidak masuk akal karena alasan genetik.
Komentar ini muncul setelah Profesor Alberto Zangrillo, Kepala Perawatan Intensif di Rumah Sakit San Rafael di Milan, di wilayah Lombardy di Italia utara, yang menanggung beban infeksi virus Corona di Italia, mengatakan kepada televisi negara Italia dua hari lalu bahwa virus sudah tidak ada secara klinis di Italia.
Zangrillo, yang dikenal di Italia sebagai dokter untuk mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi, mengatakan pernyataannya itu didukung oleh penelitian Massimo Clemente yang akan terbit.
"Kami tidak pernah mengatakan bahwa virus telah berubah, kami telah mengatakan bahwa interaksi antara virus dan pengangkutnya telah benar-benar berubah” kara Zangrillo kepada Reuters.
Dia menjelaskan bahwa ini bisa disebabkan oleh perbedaan karakteristik virus, yang katanya belum ditentukan, atau perbedaan karakteristik dari mereka yang terinfeksi.
Penelitian direktur Laboratorium Mikrobiologi dan Virologi Rumah Sakit San Rafael, Clemente membandingkan sampel virus dari pasien Covid-19 di rumah sakit di Milan pada bulan Maret dengan sampel pasien Covid-19 pada bulan Mei.
Mengomentari penelitian itu, Zangrillo mengatakan bahwa ada perbedaan antara kedua sampel yang telah diteliti oleh ilmuwan Massimo Clemente.
"Hasilnya bebas dari ambiguitas: Ada perbedaan yang sangat besar antara sampel yang diambil dari pasien yang masuk rumah sakit pada bulan Maret dan sampel yang diambil bulan lalu" Kata Zangrillo, mengomentari penelitian Massimo.
Tetapi Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi di Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan sejumlah ahli virus dan penyakit menular lain, mengatakan bahwa pernyataan dokter Italia itu tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Mereka juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada data yang menunjukkan bahwa virus yang muncul telah berubah secara signifikan baik dalam cara penularannya atau dalam hal tingkat keparahan penyakit yang menyebabkannya.
Bahkan Martin Hibberd, seorang profesor penyakit menular dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengkonfirmasi bahwa penelitian besar yang melihat perubahan genetik pada virus SARS-Cove-2 yang menyebabkan Covid-19 sama sekali tidak mendukung gagasan bahwa itu melemah. kata Hibberd dalam komentar email, menurut Reuters pada Senin (6/1) malam.
"Di hadapan data dari lebih dari 35.000 kelompok genetika lengkap, tidak ada bukti saat ini bahwa ada perbedaan mengenai keparahan" kata Hibberd dalam keterangannya melalui email.