Cegah Virus Zika dengan Jaga Kebersihan

Cegah Virus Zika dengan Jaga Kebersihan
Zika Virus Warning

MONDAYREVIEW.COM, Bogor. Merebaknya wabah virus Zika di beberapa Negara, termasuk didalamnya adalah Singapura telah mendorong pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan kebijakan “Travel Advisory” untuk kunjungan ke Singapura. Hingga akhir Agustus tak kurang dari 82 orang terjangkit virus Zika di Singapura. Berbagai upaya juga tengah dilakukan pemerintah Indonesia untuk menghadapi terpaan wabah virus ini di Indonesia, terutama menjelang musim penghujan.

 

Virus Zika adalah penyakit yang disebabkan oleh factor utama penyebarnya yaitu nyamuk Aedes Aegypty. Pakar virus dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB Dr Surachmi Setyaningsih menjelaskan penyebaran virus zika sudah diketahui sejak tahun 1974 dan pertama ditemukan pada monyet di Afrika. 

Virus diketahui menyebar ke Asia, selanjutnya pada tahun 2007 mulai banyak menular dan meletus ketika akhir 2014 hingga 2015 bahkan hingga kini masih terjadi. "Virus ini pernah hilang dan muncul lagi. Sampai saat ini, virus zika menginfeksi primata, belum ada bukti menginveksi ternak dan belum ada vaksinnya," katanya.

 

Meskipun demikian, perkembangan virus ini bisa dicegah dengan upaya pencegahan perkembangan nyamuk Aedes Aegypty. Prof. Dr. Upik Kesumawati, seorang guru besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB menyebut bahwa cara terbaik membendung virus ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan. "Nyamuk bisa dikendalikan asal kita mau," katanya.

 

Ia menjelaskan pengendalian aedes aegyti dengan 3M plus yakni mengubur, menguras dan menghilangkan wadah yang mengandung air. Pola hidup sehat dan lingkungan yang bersih. 
"Bersihkan tempat penampungan air minimal seminggu sekali dan gosok hingga bersih karena telur aedes aegyti menempel di dinding wadah," katanya. 


Menurutnya, telur aedes aegypti memiliki keistimewaan dapat bertahan hidup walau tidak ada air.  "Telurnya tahan kering, begitu ada air hujan dia berkembang lagi. Beda dengan nyamuk lain, kalau tidak ada air akan mati. Intinya menutup wadah air," katanya.


Ia mengatakan hasil penelitian menunjukkan aedes aegypti adalah nyamuk yang tangguh, tidak hanya mampu bertelur di tempat yang jernih, tapi juga bisa bertelur di air yang berpolusi.
"Nyamuk ini mudah beradaptasi dengan lingkungan. Perilaku nyamuk aedes aegypti yang dianggap nyamuk siang hari ternyata hasil riset menemukan nyamuk ini ditemukan pada malam hari. Ini adalah perubahan perilaku adaptif dari aedes aegypti," katanya.