Buya Syafii Harap Ada Menteri dari Muhammadiyah, Muchlas Rowie: Saya Tidak Pernah Ragu dengan Visi Kebangsaannya

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii mengusulkan agar pos menteri pendidikan, sosial, dan kesehatan diisi oleh kader Muhammadiyah patut dipertimbangkan.

Buya Syafii Harap Ada Menteri dari Muhammadiyah, Muchlas Rowie: Saya Tidak Pernah Ragu dengan Visi Kebangsaannya
Ketua Umum Balad Jokowi, M. Muchlas Rowie/FB Balad Jokowi.

MONITORDAY.COM – Ketua Umum Balad Jokowi, M. Muchlas Rowie, menilai usulan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii agar pos menteri pendidikan, sosial, dan kesehatan diisi oleh kader Muhammadiyah patut dipertimbangkan.

Muchlas Rowie meyakini, jika apa yang dilontarkan Buya Syafii tersebut telah dipikirkan secara matang dan dimaksudkan untuk mendukung Visi Pemerintahan Jokowi di periode kedua (2019-2024).

“Apa yang diusulkannya tersebut pasti sudah ia pikirkan secara matang. Tujuannya tiada lain untuk mendorong Indonesia lebih produktif, berdaya saing, dan fleksibel menghadapi tantangan global,” ujar Muchlas kepada monitorday, Kamis (10/10/2019).

Menurut Muchlas, gagasan dan pemikiran Buya Syafii selama ini selalu konsisten untuk memberi pencerahan kepada semua anak bangsa. Kata dia, Buya juga merupakan sosok yang senantiasa pasang badan untuk melawan narasi negatif yang mengancam keutuhan bangsa, maupun yang diarahkan untuk menjatuhkan Jokowi.

“Saya sama sekali tidak pernah ragu akan visi kebangsaan beliau. Beliau selau terdepan memberikan pencerahan pada semua anak bangsa. Buya Syafii juga selalu paling depan melawan naras-narasi negatif yang mengancam keutuhan bangsa, maupun menyerang Jokowi,” tutur Muchlas.

Pemilik Monday Media Grup ini, lantas menggarisbawahi penyataan Buya Syafii yang memuji kemampuan Muhadjir Effendy memahami persoalan pendidikan. Kata Muchlas, itu karena Buya Syafii melihat Muhadjir sosok yang paham pendidikan.

“Buya Syafii melihat posisi Menteri Pendidikan jangan diturunkan jadi teknis, karena akan kacau. Menteri Pendidikan menurut Buya harus yang paham afektif dan karakter, Dan Muhadjir Effendy memiliki kapasitas itu,” tutur Muchlas.

Muchlas menjelaskan, bahwa di era disrupsi dunia pendidikan memang dituntut untuk bisa menyesuaikan diri, salah satu caranya melakukan transformasi digital. Namun, kata Muchlas, pendidikan juga harus mampu melahirkan SDM yang memiliki kecakapan (soft skills).

“Di Era Disrupsi, kita tak boleh sedikit pun ketinggalan. Karena bila tertinggal maka bukan cuma soal pengangguran. Tapi lebih dari itu, kemunduran suatu negeri. Untuk itu kita butuh pendidikan yang melahirkan kecakapan (soft skills) dan keterampilan (hard skills) sekaligus,” ujarnya.

Dengan begitu, kata Muchlas, pendidikan kita akan mampu melahirkan anak-anak bangsa yang tidak saja cerdas, tapi juga berkarakter. Memiliki kemampuan teknologis, sekaligus punya landasan ideologis.

Diberitakan sebelumnya, Buya Syafii sempat menyampaikan harapannya jika Presiden Joko Widodo mempertimbangkan kader Muhammadiyah untuk mengisi jabatan menteri di bidang pendidikan, sosial, atau kesehatan.

“Ya, mudah-mudahan ada lagi lah (menteri dari Muhammadiyah) yang dipertimbangkan oleh presiden. Itu yang memutuskan presiden (di posisi mana),” tutur Buya Syafii saat ditemui usai menghadiri peluncuran buku di Kantor kemendikbud, Jakarta (9/10).

Buya Syafii juga sempat sempat memuji pemaparan menteri Pendidikan Muhadjir Effendy mengenai sejumlah permasalahan pendidikan. Ia menilai Muhadjir mampu memahami permasalah seputar pendidikan lantas melakukan perbaikan. Dari sini, sinyal bahwa Buya merestui Muhadjir lanjut di periode kedua kian menguat.