Berapa Pendapatan FIFA dari Piala Dunia 2018
Komersialisasi Piala DUnia oleh FIFA dimulai pada Piala Dunia 1974 di Jerman, dan saat ini Piala Dunia menjadi tambang emas FIFA

FIFA sejatinya adalah organisasi yang mengatur khusus tentang sepakbola di dunia, tapi mendapat julukan sebagai perusahaan multinasional yang paling menguntungkan. Hal ini karena FIFA memperoleh pendapatan milyaran dollar dari turnamen Piala Dunia. Walaupun hanya diselenggarakan empat tahun sekali namun mampu membuat FIFA kebanjiran uang.
Piala Dunia merupakan turnamen paling akbar di dunia karena paling mahal, paling menguntungkan, paling menyedot perhatian masyarakat dunia dan paling mampu menggerakkan ekonomi di seluruh dunia. Tidak ada satupun perhelatan yang memiliki karakter seperti Piala Dunia. Dan bagi FIFA Piala Dunia adalah tambang emas yang ditambangnya sendirian.
Ini yang membuat FIFA adalah pihak yang paling menikmati keuntungan dari Piala Dunia. Secara umum, terdapat empat sektor pemasukan FIFA dari Piala Dunia yaitu, hak siar televisi, marketing rights, licensing rights, dan hospitality rights. Dalam pembayaran, terdapat dua sistem yang dipakai yaitu, pembayaran dengan nilai yang tetap, atau bagi hasil dalam penjualan produk yang memiliki lisensi FIFA.
Pada Piala Dunia 2014, FIFA meraup pendapatan sebesar USD 4,8 miliar dengan keuntungan diperkirakan mencapai USD 2,6 miliar. Pendapatan terbesar dari perjanjian penyiaran mencapai USD 2,43 miliar, sementara sponsor dan penjualan tiket masing-masing menghasilkan USD 1,6 miliar dan USD 527 juta.
Piala Dunia 2018 diprediksi akan menambah penghasilan FIFA menjadi sekitar USD 6 miliar, naik 25% dari Piala Dunia 2014. Dengan pendapatan paling besar dari hak siar televisi diperkirakan naik menjadi USD 3 miliar. Hal ini didasarkan pada perkiraan Piala Dunia 2018 akan menarik minat penonton sebanyak 3,2 miliar orang.
FIFA juga mewajibkan pihak tuan rumah Piala Dunia untuk memberikan pengecualian pajak yang besar untuknya. Tuan rumah Piala Dunia Jerman 2006 memberikan FIFA pengecualian pajak mencapai USD 272 juta.
Begitupun dengan tuan rumah Afrika Selatan 2010 dan Brazil 2014 juga melakukan hal yang sama. Ditambah dengan kesepakatan kawasan bebas pajak untuk lokasi Piala Dunia dengan perusahaan mitra FIFA yang mendapatkan pengecualian pajak pendapatan dan penjualan.
Selain Piala Dunia, FIFA juga menyelenggarakan turnamen Piala Konfederasi, Piala Dunia Antar Klub, Piala Dunia U-20, Piala Dunia U-17, Piala Dunia Futsal, Piala Dunia Sepak Bola Pantai dan cabang sepak bola pada Olimpiade. Sedangkan untuk turnamen wanita, FIFA menyelenggarakan Piala Dunia Wanita, Piala Dunia U-20, Piala Dunia U-17 dan cabang sepak bola wanita pada Olimpiade. Namun keuntungan penyelenggaraan turnamen-turnamen tersebut tidak sebanding dengan Piala Dunia.
Awal dari komersialisasi gila-gilaan Piala Dunia sendiri dimulai ketika Piala Dunia 1974 di Jerman. Saat itu Presiden FIFA Joao Havelange dari Brazil baru terpilih. Jerman kemudian menawarkan konsep baru buat marketing Piala Dunia yang digagas oleh Horst Dassler, putra dari pendiri Adidas, Adolf Dassler.
Rencana Dassler sederhana, yaitu ingin mengkoleksi perusahaan multinasional yang siap membayar mahal untuk hak ekslusif Piala Dunia. Sebagai gantinya mereka mendapat hak marketing Piala Dunia. Karena dia menyadari potensi ekonomi FIFA yang akan sangat besar bila dikembangkan. Sejak saat itu FIFA yang merupakan organisasi nirlaba menjelma menjadi mesin uang.