Beranjangsana ke Masjid Raya Baiturrahman
Tahun 1958-1965 ditambahkan kembali dua kubah sehingga menjadi lima kubah sebagai perlambang Pancasila.

MONDAYREVIEW.COM - Masjid menjadi daya tarik tersendiri ketika kita melakukan wisata religi terutama ketika bulan Ramadhan. Indonesia sebagai negara pemeluk Islam terbanyak di dunia memiliki banyak masjid dengan sejarahnya masing-masing yang menarik untuk kita pelajari.
Masjid di Indonesia berdiri dari Sabang sampai Merauke sejalan dengan sejarah masuknya Islam di nusantara. Masjid pertama yang akan kita kupas sejarahnya yaitu Masjid Raya Baiturrahman yang berada di Aceh.
Masjid Raya Baiturrahman dibangun pertama kali pada masa Kesultanan Aceh. Terdapat dua versi berkaitan pendirian masjid ini, pertama disebutkan masjid ini didirikan tahun 1292 M oleh Sultan Alaudin Johan Mahmudsyah dan versi kedua didirikan tahun 1612 M oleh Sultan Iskandar Muda.
Masjid Baiturrahman menjadi saksi perlawanan masyarakat Aceh mengusir Belanda dari tanah Aceh. Puncak kemarahan masyarakat Aceh pada tanggal 10 April 1873 ketika masjid Baiturrahman dibumihanguskan oleh Belanda saat serangan ke Koetaradja yang sekarang dikenal Banda Aceh.
Upaya dilakukan Belanda untuk meredam gejolak perlawanan masyarakat dengan membangun kembali Masjid Baiturrahman pada tahun 1879-1881. Arsitektur Masjid Baiturrahman dibuat oleh de Bruchi dengan mengadaptasi gaya Moghul (India)
Seiring berjalannya waktu, Masjid Baiturrahman mengalami perluasan pada tahun 1936 dengan pembangunan dua kubah di dua sisi masjid, tahun 1958-1965 ditambahkan kembali dua kubah sehingga menjadi lima kubah sebagai perlambang Pancasila. Tahun 1992 ditambahkan kembali dua kubah dan lima menara serta perluasan halaman masjid menjadi 16.070 meter persegi
Renovasi terakhir pasca Tsunami besar melanda kota Aceh. Walaupun masjid ini tidak rusak berat namun ada beberapa perbaikan hingga tahun 2008. Hingga kini Masjid Raya Baiturrahman menjadi ikon Banda Aceh dan salah satu destinasi wisata Ramadhan yang wajib dikunjungi ketika ke Banda Aceh.