Belajar dari Rumah di Masa Pandemi, Kaprodi PBI UMC: Ada Hambatan juga Tantangan
Anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja, termasuk belajar dari rumah, dinilai banyak tantangan dan hambatan sehingga merubah paradigma pendidikan Indonesia.

MONDAYREVIEW - Anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja, termasuk belajar dari rumah, dinilai banyak tantangan dan hambatan sehingga merubah paradigma pendidikan Indonesia.
Diakui, pembelajaran virtual (kelas online) atau e-learning menjadi solusi. Metode ini mengedepankan flexibility dan speed.
"Artinya, belajar secara tatap muka anatar dosen dan mahasiswa tidak mesti secara langsung tapi dengan virtual, namun apakah virtual ini jadi solusi kan belum tentu" ujar Kaprodi Bahasa Inggris UMC, Dila Charisma, M.Pd saat memaparkan materi pada diskusi virtual KOPI PAHIT, dengan tema hambatan dan tantangan belajar dari rumah (perspektif mahasiswa), minggu (17/5/2020)
Menurut Dila, praktik belajar-mengajar via virtual belum akrab bagi para pendidik dan mahasiswa. Faktanya, media yang digunakan sebagai media pembelajaran banyak belum dipahami.
Mengingat sarana dan prasarana belum memadai dan SDM yang belum mumpuni, Dila kembali soroti hambatan yang ditemui dengan belajar dari rumah seperti sistem Internet, lingkungan yang kurang mendukung dan kurangnya ketrampilan.
Pembelajaran dari rumah, kata Dila, bertujuan mencegah penyebaran Covid-19, namun banyak mahasiswa juga dosen yang memiliki fasilitas dan jaringan internet yang kurang baik. Sementara masa pembatasan sosial telah diberlakukan. Betapa sulitnya mahasiswa atau dosen harus berjuang memenuhi hak dan kewajiban hanya karena jaringan internet tidak bagus.
Harus diakui, Pendidik di kampus juga merasa tertekan dan bingung. Tidak hanya mahasiswa yang merasa tertekan, tetapi dosen juga merasakan hal yang sama.
Problem yang dirasa Dila, sebagai seorang dosen juga ibu rumah tangga yang masih memiliki anak kecil bahwa belajar dari rumah tampaknya kurang kondusif. Mengingat rumah adalah tempat istirahat juga tempat bercengkarama bersama keluarga.
"Ngurus materi nyambi ngurus anak, wah kebayang kan," ungkapnya.
Selain itu, kebijakan belajar dari rumah juga memiliki hambatan tersendiri bagi mereka yang kurang uptodate dengan tekhnologi. Apalagi bagi dosen yang sudah lanjut usia.
Lebih Lanjut, Dila menganggap kebijakan belajar dari rumah memiliki tantangn krusial terkait kemandirian, penugasan dan kedisplinan.
Fakta mendasar saat ini adalah posisi teknologi akan meningkatkan proses pembelajaran karena perkembangan teknologi berpengaruh terhadap lingkungan pendidikan.
" kebijakan belajar dari rumah bagi mahasiswa dirasa sebagai tantangan. Namun ada kemungkinan, kebijakan ini mampu membentuk mereka lebih mandiri, memahami materi, kritis dan paham perkembangan tekhnologi," bebernya.
Kendati demikian, Dila juga tak bisa mengelak bahwa tugas perkuliahan makin melimpah bahkan ada tugas-tugas yang datangnya secara tiba-tiba.
Tantangan pun masih menyilimuti kebijakan belajar dari rumah perihal kesigapan dan pembentukan kedisplinan.
"harapan saya, meski dirumah tapi soal absensi harus tepat waktu dan tak mengurangi rasa kritis mahasiswa untuk tetap bertanya," jelasnya.
Diakhir paparannya, Dila menyimpulkan bahwa kesuksesan kebijakan belajar dari rumah tidak lepas dari efektifits menejmen waktu, keuangan dan membangun mindset yang positif dan optimis bahwa badai ini pasti berlalu.