Begini Cara Akhiri Pandemi Kata Satgas

Masih ada yang tidak percaya virus corona baru sehingga tidak menjalankan protokol kesehatan.

Begini Cara Akhiri Pandemi Kata Satgas
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Dr Sonny B. Harmadi/ Net

MONITORDAY.COM - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Dr Sonny B. Harmadi mengatakan, patuh memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M) bisa mengakhiri pandemi dan sekaligus mendorong masyarakat untuk lebih hidup bersih dan sehat.

"Masih ada yang tidak percaya virus corona baru sehingga tidak menjalankan protokol kesehatan. Padahal kalau total kita patuh 3M pandemi bisa berakhir, dan dalam jangka panjang kita bisa dorong masyarakat untuk hidup bersih dan sehat," kata Sonny dalam "talkshow" virtual “Sosialisasi Pesantren Daarul Quran: Iman, Aman, Imun” yang digelar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Jumat (23/10).

Menurut Sonny, 3M dapat menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia seperti yang terjadi di negara-negara Asia Timur, seperti Jepang dan Korea.

Ia menjelaskan protokol kesehatan yang 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun itu ada berdasarkan pengalaman menghadapi wabah dan pandemi pada masa lalu, serta didasarkan riset dan kajian.

Lebih lanjut, Sonny menilai jika negara yang masyarakatnya menggunakan masker secara ketat, dalam tiga minggu kasus positif COVID-19 turun drastis, tersisa 20-25 persen kasus hariannya.

Selain itu, Sonny juga mengatakan melakukan jaga jarak juga sudah diteliti secara ilmiah bermanfaat dalam mencegah penularan virus yang menyebar dari droplet dan aerosol.

"Contohnya orang berbicara akan menyebarkan aerosol sebetulnya. Jadi jaga jarak dua meter bisa membuat kita menjadi lebih aman," tuturnya.

Terkait dengan mencuci tangan memakai sabun, ia mengatakan bahw hal itu juga sudah diteliti secara ilmiah manfaatnya, dapat membunuh virus dan bakteri yang menempel di badan seseorang.

Ia mencontohkan masyarakat Jepang yang sudah memiliki kesadaran memakai masker ketika sedang kurang enak badan.

Kemudian, Sonny juga mengatakan warga tidak mau menulari orang lain virus atau penyakit yang sedang ada dalam tubuhnya, selain itu sadar bahwa dalam kondisi imun yang sedang menurun itu harus mencegah agar tidak ada virus atau bakteri lain yang justru masuk ke tubuhnya.

"Jadi itu juga bentuk kepedulian sosial. Selain melindungi diri sendiri, juga sadar untuk melindungi orang lain," jelas Dr Sonny.

Jika saja pesantren-pesantren di Indonesia membentuk Satgas COVID-19 Pesantren, mereka dapat saling mengingatkan teman-teman lainnya untuk menjalankan 3M.

Selanjutnya, satgas juga dapat memperdalam pengetahuan tentang virus dan pandemi sehingga penanganan pandemi di masa depan akan lebih baik.

"Mereka bisa mengedukasi yang lain juga. Keterlibatan semua akan memberikan hasil luar biasa. Kalau 100 santri bisa memengaruhi 10 orang saja kan artinya 1.000 orang ikut menjalankan protokol kesehatan," imbuhnya.