Banda, Pulau yang Lebih Berharga dari New York Pada Masanya
Nieuw Amsterdam (kini Manhattan, New York) kala itu dimiliki oleh Belanda dipertukarkan dengan Suriname.

MONDAYREVIEW.COM - Sejarah merupakan ulasan peristiwa masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Namun eksistensi sejarah tersebut akan kuat bila mendapatkan perhatian dan pengkajian agar tidak menjadi catatan belaka.
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan, semenjak dahulu sudah menyimpan berbagai macam harta yang memikat hati para penjajah untuk dapat memiliki maupun menguasai kekayaan yang dimiliki Indonesia. Bahkan sejarah mencatat salah satu pulau di Indonesia sempat menjadi primadona bahkan diperebutkan oleh negara lain.
Dilansir dari sebuah tulisan berjudul Menelisik Riwayat Kepulauan Banda “Harta Karun” Indonesia yang kini terabaikan yang bersumber dari situs Nationalgeographic. Banda salah satu bagian dari Indonesia, pulau yang berada di kawasan Maluku yang merupakan penyimpan harta karun yang pada zamannya lebih berharga dari sepeti emas. Harta tersebut adalah Pala dan Fuli (Myristica fragrans) yang merupakan salah satu rempah-rempah khas Indonesia yang tumbuh subur di Banda.
Pala menjadi sasaran dan perhatian dunia. Belanda, Inggris, Denmark, Perancis, dan Portugal menjadi salah satu negara yang ingin menguasai Banda. Namun diantara semua negara tersebut, Belanda dan Inggris lah menjadi aktor utama. Tak ayal banyak konflik dan pertikaian antar negara tersebut yang berdampak kepada warga sekitar ikut tertindas.
Akhir konflik tersebut dengan diadakannya perjanjian Breda pada tanggal 31 Juli 1667. Perjanjian ini sendiri merupakan perundingan antar negara yang saling memperebutkan Banda. Hal menjadi pembahasan perjanjian ini adalah mengenai perdagangan, pertukaran pulau-pulau yang menjadi jajahan.
Belanda dan Inggris sebagai aktor utama perjanjian Breda setuju untuk saling menukar daerah jajahan. Nieuw Amsterdam (kini Manhattan, New York) kala itu dimiliki oleh Belanda dipertukarkan dengan Suriname, kemudian pulau Run merupakan bagian di kepulauan Banda yang dimiliki Inggris.
Banda menjadi saksi sejarah pertumpahan darah warga Indonesia oleh Belanda. Warga banyak yang dijadikan budak dan warga yang melawan akan dibunuh, pemukiman dibumihanguskan. Atas peristiwa-peristiwa yang menimpa warga pribumi saling menuduh dan membunuh dikarenakan adu domba.
Banda dalam perkembangannya dijadikan tempat pembuangan orang-orang penting yang ada di Indonesia, salah satunya Hatta dan tokoh lainnya yang penting dalam pergerakan kemerdekaan. Banda juga dalam sejarah tercatat menjadi tempat perkawinan beda ras dan suku yang diasingkan.
Kini Banda sudah hampir tertelan sejarah Indonesia lainnya. Terlupakan akan jalur rempah primadona negara asing yang diperebutkan. Ketika pala sudah tak setenar dahulu kala, Banda ikut meredup namanya. Tapi generasi muda harus terus mengenang sejarah Banda sebagai bentuk penghargaan akan para pejuang Indonesia yang pernah diasingkan disana.