Allo Bank Klaim Sebagai Ekosistem Raksasa

MONITORDAY.COM - Dunia fisik dan dunia maya saling terhubung. Demikian pula dalam aktivitas bisnis. Apa yang disebut dengan cyber-physic sebagai salah satu penanda industri 4.0 sudah hadir di depan mata. Para pebisnis raksasa pun tak mau ketinggalan momentum ini. Jaringan bisnis mereka yang selama ini telah terbangun mulai mengikatkan diri dalam kolaborasi fisik-maya.
Salah satu yang sedang banyak dibahas pekan ini adalah kenaikan saham Allo Bank yang melibatkan setidaknya dua raksasa yakni CT Corpora dan Salim Group. Ditambah dengan kehadiran Bukalapak maka sebuah ekosistem berukuran besar terbentuk di dunia fisik dan maya.
CT Corpora memiliki Transmart, media digital, lokasi wisata, dan bisnis makanan-minuman. Sementara Kelompok Salim punya Indomaret, Superindo, dan juga produk-produk yang lain. Dan jangkarnya adalah Allo Bank. Sebuah bank digital yang sahamnya sedang naik daun. Sebagai pemegang saham terbesar Chairul Tanjung menyandang sebutan Ultimate Shareholder.
Dilihat dari namanya perusahaan ini sudah terlihat memiliki visi untuk menjadi bisnis yang merambah ke segala arah. Menajdi yang terbaik dan terbesar selalu membayangi langkah para taipan. Menurut Chairul Tanjung, Allo Bank singkatan dari all in one. Allo Bank itu memiliki arti one of all, all for one (satu untuk semua, semua untuk satu.
DI awal tahun ini, Allo Bank menggelar aksi korporasi melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue senilai Rp 4,80 triliun yang akan diserap 7 investor yakni CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro.
Diprediksi, sesuai dengan pernyataan Chairul Tanjung, Allo Bank akan menggandeng WeBank yang saat ini merupakan bank digital terbesar di dunia dengan lebih dari 200 juta pelanggan. Bank ini juga memimpin dari segala aspek, mulai dari aset, pinjaman, laba bersih, hingga ekuitas.
Allo Bank melayani kebutuhan finansial hingga hiburan, dengan mudah dan cepat dalam satu genggaman melalui Allo Apps. Allo Apps dapat memudahkan nasabah untuk terhubung dengan merchant- merchant di dalam ekosistem CT Corpora.
Sebelumnya Allo Bank dikenal dengan nama PT Bank Arta Griya pada tahun 1992, kemudian berubah nama pada tanggal tahun 1993 menjadi PT. Bank Harda Griya yang dikenal dengan sebutan Bank Harda. Pada tahun 1996 berubah nama kembali menjadi PT Bank Harda Internasional (BHI).
Lalu, pada tahun 2015, BHI melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) kepada masyarakat. Tahun 2021, BHI resmi diakuisisi oleh PT Mega Corpora dan mendapatkan persetujuan OJK di bulan Maret. Pada bulan Juni 2021 PT Bank Harda Internasional Tbk resmi berganti nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk.
Bulan Maret 2022 nanti Aplikasi Allo Bank baru dapat diunduh publik, namun gegernya sudah terasa pekan ini. Dengan hadirnya layanan terintegrasi dan pemain baru dalam industri digital yang terhubung dengan lapak-lapak fisik diharapkan ekonomi Indonesia akan bangkit dan menguat di tahun-tahun mendatang.