Akhiri Pembantaian Etnis Rohingya, Kejadian di Bosnia Jangan Terulang Kembali
Jangan sampai genosida 8.000 orang masyarakat muslim Bosnia terjadi di Myanmar.

MONDAYREVIEW.COM – Anggota DPD RI, Dailami Firdaus mengkhawatirkan pembersihan etnis masyarakat muslim Bosnia oleh pasukan Serbia pimpinan Radovan Karadzic pada tahun 1995 akan terulang di Myanmar. Maka itu, ia sangat berharap dunia internasional mengambil langkah cepat untuk mengakhiri penindasan dan pembantaian terhadap umat Islam etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
“Saya sangat prihatin apa yang terjadi di Rohingya. Jangan sampai genosida 8.000 orang masyarakat muslim Bosnia terjadi di Myanmar,” katanya, Kamis (31/8).
Senator dari Provinsi DKI Jakarta ini mengatakan lambatnya penanganan krisis kemanusiaan di Myanmar sangat berbaya. Maka itu, dunia internasional harus bergerak cepat agar krisis ini bisa segera diakhiri.
"Sikap diam akan mendorong tragedi kemanusiaan yang memprihatinkan," katanya.
Lebih lanjut Anggota Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI ini menjelaskan berdasarkan data yang dihimpun oleh The International Organization for Migration (IOM) kurang lebih ada 18.000 orang telah mencoba melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh pada pekan ini.
Sementara dalam laporan Komisi Penasihat tentang Negara Bagian Rakhine (Advisory Commission on Rakhine State) pimpinan mantan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Annan menyatakan bahwa komunitas Muslim Rohingya sangat frustrasi karena konflik yang berlarut-larut .
"Selain itu, etnis Rohingya juga frustasi lantaran status kewarganegaraan mereka telah dicabut oleh pemerintah Myanmar (stateless) semenjak pemberlakuan UU Warga Negara kontroversial. Padahal komunitas Rohingya telah tinggal dan memiliki sejarah di Negara Bagian Rakhine semenjak berabad yang lalu," jelasnya.