Aisyiyah Tingkatkan Kapasitas CSO untuk Advokasi TB

Aisyiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang memiliki fokus  kegiatan di bidang kesehatan, salah satunya penanggulangan penyakit Tuberculosis (TB) atau yang lebih dikenal dengan istilah TBC,  berbagai upaya pun dilakukan untuk menurunkan jumlah penderita penyakit yang disebabkan oleh basil Mycobacterium Tuberculosis tersebut.

Aisyiyah Tingkatkan Kapasitas CSO untuk Advokasi TB
Pelatihan peningkatan kapasitas bagi CSO TB-HIV tingkat nasional.

MONITORDAY.COM - Aisyiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang memiliki fokus  kegiatan di bidang kesehatan, salah satunya penanggulangan penyakit Tuberculosis (TB) atau yang lebih dikenal dengan istilah TBC,  berbagai upaya pun dilakukan untuk menurunkan jumlah penderita penyakit yang disebabkan oleh basil Mycobacterium Tuberculosis tersebut.

Project Manager PR TB-HIV Aisyiyah, Tuti Alawiyah menyebutkan, PR TB-HIV Aisyiyah dalam Round New Implementing Periode NIP 2018-2020 bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan penyakit TBC  di 130 Kabupaten-Kota di 14 Provinsi, terkait dimulainya program NIP pada tahun pertama ini, PR TB-HIV Aisyiyah saat ini sedang menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi Customer Service Officer (CSO) TB-HIV tingkat nasional.

"Peningkatan kapasitas bagi CSO tingkat nasional diikuti oleh 25  peserta terdiri dari intern Muhammadiyah dan ekstrn," ujar Tuti di sela pembukaan pelatihan peningkatan kapasitas bagi CSO TB-HIV tingkat nasional di Lumire Hotel, Jakarta, Selasa (16/10/2018).

Tuti yang juga mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menjelaskan, pelatihan peningkatan kapasitan bagi CSO diharapkan mampu mengadvokasi TB di level Nasional, hingga semua elemen di tingkat pusat sampai daerah bisa bersama sama turut dalam penanggulangan TB.

Diakui Tuti, kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat ikut memicu berkembangnya TB. Hal itu terutama dari para penderita TB yang dalam perilakunya tidak memahami cara batuk yang benar maupun cara membuang dahak yang benar, sehingga butuh informasi  terkait etika batuk yang benar.  

Tak hanya itu, menurut Tuti, faktor lainnya adalah kurangnya pengawasan minum obat kepada para penderita. Ditambah lagi, adanya mitos yang berkembang di tengah masyarakat mengenai penyakit TB.

Untuk menurunkan tingginya kasus TB di Masyarakat, Tuti mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan CSO yang bergerak di bidang yang sama agar menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat .

“Agar gejala TB bisa diketahui sejak dini dan sekaligus mengadvokasi pemerintahan agar bersama-sama mempercepat pencapaian target nasional Indonesia bebas TB,” pungkasnya.