6 Informasi Penting dari Surah Al-Waqiah

6 Informasi Penting dari Surah Al-Waqiah
Foto: iqro.xyz

MONITORDAY.COM - Surah Al-Waqiah merupakan seri surah ketujuh yang khusus membicarakan wahyu dan hari kiamat. Demikan penjelasan Abdullah Yusuf Ali dalam Holy Qur’an Teks and Comentary. Berdasarkan pendapat yang shohih, surah ini termasuk surah makiyah yaitu surah yang diturunkan sebelum Nabi SAW hijrah.

Karakteristik surah makiyah di dalamnya memuat informasi tentang akidah, kenabian dan kerasulan, wahyu, dan hari kiamat.

Secara kronologis, surah ini diturunkan pada urutan ke-46 sesudah surah thaha dan sebelum surah asy-syu’ara’. Dalam mushaf Al-Quran berada pada urutan ke-56 dan terdiri dari 96 ayat.

Keutamaan Surah Al-Waqiah

Terdapat sejumlah hadis yang menjelaskan tentang keutamaan surah ini. Hadis-hadis tersebut antara lain:

  1. “Barangsiapa membaca surah al-waqiah setiap malam, maka dirinya tidak akan mengalami kefakiran dan kekurangan” (HR Abdullah Bin Mas’ud ra)
  2. “Surah al-waqiah adalah surah kekayaan (memberi rasa cukup), maka bacalah surah al-waqiah dan ajarkan kepada anak-anak dan perempuan-perempuan kalian” (HR. Anas ra)

Kandungan Surah Al-Waqiah

1. Surah ini diawali dengan informasi tentang kepastian terjadinya hari kiamat. Ayat 1-2 menjelaskan bahwa: Apabila terjadi peristiwa besar, tidak seorangpun dapat mendustakan terjadinya”. Peristiwa besar yang tak terelakan adalah hari kiamat.

Boleh saja orang meragukan akan adanya hari kiamat. Tetapi apabila sudah datang dengan tiba-tiba tak seorangpun akan terkelabui atau mempunyai pandangan yang keliru tentang hari kiamat. Seperti halnya kematian, datangnya tiba-tiba dan siapun tidak ada yang dapat mengelak saat kematian menimpa . 

2. Betapa dahsyatnya kejadian kiamat. Ayat 3-6 menjelaskan bahwa hal pertama yang akan terjadi saat kiamat tiba adalah adanya penilaian yang baik dan yang jahat, mereka akan dipilah menjadi dua kategori yaitu ada yang di tinggikan dan ada yang direndahkan.

Peritiswa kiamat ditandai dengan digoncangkannya bumi dengan goncangan yang sangat hebat. Dan gunung-gunung hancur lebur menjadi debu yang beterbangan. Bagaimana kita akan menganggap enteng tentang kiamat, gunung-gunung yang tinggi dan kokoh sebagai pasak bumi yang menjadikan stabilnya bumi, hancur lebur menjadi debu yang berterbangan?

3. Pada saat terjadinya kiamat, manusia terpilah menjadi tiga golongan. Pada ayat 7-10 dijelaskan mengenai penggolongan manusia sebagai berikut: Pertama golongan kanan, kedua golongan kiri, dan ketiga As-saabiqunas-saabiqun. Setiap golongan akan mendapatkan apa yang telah dipersiapkan Allah SWT untuk mereka yaitu berupa balasan yang adil.

As-sabiqunnas-saabiqun, mereka adalah golongan yang dekat dengan Allah dan mendapat balasan yang istimewa yaitu terpenuhinya kebutuhan rohaniah, kebutuhan jasmaniah dan kebutuhan biologis secara seimbang dan adil.

Golongan kanan, merupakan golongan yang berada di bawah As-sabiqunas-sabiqun. Mereka mendapatkan balasan yang baik dan adil, yaitu terpenuhinya kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan biologis.

Golongan kiri adalah mereka yang mendapat balasan yang mengerikan, berada ditengah-tengah hembusan angin berapi yang keras dan air mendidih. Mereka berada dibawah naungan asap hitam yang tidak menyejukkan dan jauh dari kenyamanan. Hidangan bagi mereka, berupa buah pohon zaqqum sebagai makanannya dan air mendidih sebagai minumannya.

4. Dasar pengelompokan manusia. Pada ayat 11-46 Allah menjelaskan mengenai alasan penggolongan manusia pada hari kiamat.

Golongan As-sabiqunnas-saabiqun adalah golongan yang paling terdahulu beriman terhadap ke-Maha Esaan dan Ke-Maha Kuasaan Alloh, ke-nabian dan ke-rasulan Muhammad SAW, wahyu, dan hari kebangkitan (yub’atsun), pengumpulan (yuhtsarun), perhitungan (yuhsabun) amal, dan pembalasan (yuzza’un).

Disamping itu, As-saabiqunas-saabiqun merupakan golongan yang paling dahulu merealisasikan keimanannya dengan beramal sholih. Golongan ini lebih banyak dari mereka yang terdahulu dan sedikit dari mereka yang kemudian.

Golongan kanan merupakan golongan yang beriman kepada kebenaran. Merekapun merealisasikan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Kesegeraan mereka dalam beriman dan beramal sholeh berada dibawah golongan As-saabiqunas-saabiqun. Jumlah mereka baik dari yang terdahulu maupun yang kemudian adalah sama banyaknya.

Golongan kiri merupakan golongan yang mengingkari kebenaran. Mereka pada saat di dunia hidup bermewah-mewahan, selalu bergelimang dengan dosa besar, dan meragukan adanya hari kebangkitan, Salah satu yang dijadikan dasar atas keraguannya akan hari kebangkitan diungkapkan pada ayat 47-48. “Bila kami sudah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, mungkinkah kami akan hidup kembali. Kami dan nenek moyang kami dahulu”.

5. Kemahakuasaan Allah SWT. Pada ayat 49-50 Allah SWT menegaskan bahwa keraguan golongan kiri tentang adanya hari kebangkitan merupakan kekeliruan berfikir mereka terhadap kemahakuasaan Allah SWT.

“Katakanlah: Ya, yang dahulu dan yang kemudian, Pasti semua dihimpun bersama untuk pertemuan yang sudah ditentukan pada suatu hari yang sudah diketahui”.  Kemudian Allah menegaskan pada ayat 57-74. ”Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan”.

Pada ayat-ayat berikutnya, Allah mengiringi penjelasannya dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tentang hal ihwal penciptaan yang menunjukkan bukti kemahakuasaan Allah SWT yang dilanjutkan dengan informasi ketetapan kematian. Semua itu merupakan argumen yang menepis keraguan golongan kiri terhadap hari kebangkitan.Dan akhirnya, Allah memeritahkan untuk mensucikan-Nya. 

6. Kebenaran Al-Quran. Keraguan golongan kiri terhadap kebenaran Al-Quran sangat luar biasa. Mereka menganggap Al-Quran dengan anggapan yang enteng. Pada ayat 75-81 Allah menegaskan bahwa Al-Quran memiliki posisi yang luar biasa dan bukan ciptaan Muhammad SAW.

Al-Quran benar-benar diturunkan dari Allah, menjadi kitab yang terpelihara, berisi ucapan yang mulia, serta informasi yang mutlak kebenarannya. Jika kebenaran informasi yang tercantum dalam Al-Quran tentang kemahakuasaan Allah SWT  dalam membangkitkan kembali mereka yang sudah mati masih tetap diragukan.

”Lalu mengapa kamu tidak (tidak turun tangan) saat (nyawa orang yang akan mati) sudah sampai dikerongkongan. Dan Kamu ketika itu melihat”(QS.56:83-84). Oleh karena itu, “Janganlah kamu gunakan rizqi yang ada padamu untuk mendustakan kebenaran”(QS.56:82). “Maka sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Agung” (QS.56:96). Wallohu’alam bi showab

 Referensi

  1. Tafsir Al-Munir. Dr. Wahbah az-Zuhaili.
  2. The Holy Qur’an, Text, Translation and Commentary. Abdullah Yusuf Ali.
  3. Journey Trough The Quran. Sharif Hasan Al-Banna.
  4. Tafsir Al Misbah. Prof. Dr. Quraish Sihab.
  5. Tafsir Al Maraghi. Ahmad Mustafa Al-Maraghi.