Geliat Persaingan Gojek dan Grab
Sejauh ini persaingan antara Go-Jek dan Grab memberikan keuntungan bagi konsumen

MONDAYREVIEW- Persaingan antara Go-Jek dan Grab semakin terasa. Go-Jek dalam beberapa pekan ke depan akan melakukan ekspansi ke beberapa negara yakni Vietnam, Singapura, Filipina dan Thailand. Langkah ini tentu akan mengimbangi capaian Grab yang telah menjadi raksasa penyedia aplikasi berbasis layanan transportasi di Asia Tenggara.
Sementara itu Grab akan mendapatkan kucuran dana sebesar US$ 1 Miliar dari Toyota Corp. Dengan kurs US$ 1 = Rp 13.900 maka nilainya setara denga Rp 13,9 Triliun. Suntikan dana ini merupakan jumlah yang terbesar bagi Toyota dalam pembiayaan perusahaan ride-hailing. Langkah ini diikuti dengan masuknya salah seorang eksekutif Toyota dalam jajaran Direksi Grab.
Dengan suntikan dana yang cukup signifikan ini, Grab akan memperkuat layanannya dari online ke off line, yakni dalam pengiriman makanan dan pembayaran digital. Saat ini posisi Grab telah menjadi raksasa dalam layanan ride-hailing di Asia Tenggara. Terutama setelah langkah Uber melepas bisnisnya ke Grab.
Disamping ekspansi ke luar negeri, Go-Jek juga tetap memperluas jangkauannya di dalam negeri. Ada beberapa kota yang dalam waktu dekat akan mendapat layanan Go-Jek. Layanan Go-Ride, Go-Car, Go-Send, dan Go-Pulsa akan menandai dimulainya peran Go-Jek di kota-kota tersebut. Secara bertahap layanan yang lengkap akan tersedia.
Tidak tanggung-tanggung, Go-Jek menyediakan dana Rp 7,1 Triliun untuk memperkuat ekspansi tersebut. Perguliran dana ekspansi tersebut tentu akan mendorong aktivitas ekonomi baik di dalam negeri maupun di kawasan ASEAN. Langkah ini juga menunjukkan potensi sekaligus keseriusan Go-Jek dalam memantapkan entitas bisnisnya sebagai unicorn.
Dengan dukungan 44 service center yang dimiliki PT Astra International Tbk., Go-Jek bahkan mencanangkan tahun ini layanannya akan bisa menjangkau Papua. Papua di ujung timur Indonesia akan menjadi penanda bagi Go-Jek sebagai penyedia aplikasi berbasis layanan transportasi yang paling luas jangkauannya di Indonesia.
Di balik persaingan yang ketat itu, Go-Jek dan Grab terus fokus pada layanan finansial dan belum berencana untuk balik modal apalagi mencetak laba. Bagi-bagi diskon dan promosi membuat margin keuntungan mereka menipis. Bisnis ini memang bisnis masa depan. Potensinya sudah bisa dikalkukasi sejak hari ini. Dan semakin banyak yang berinvestasi di dalamnya.