La Nina, Ancaman Bencana di Akhir Tahun

Masyarakat perlu mewaspadai puncak La Nina dan musim hujan dalam kisaran Desember-Januari-Februari.

La Nina, Ancaman Bencana di Akhir Tahun
Sumber gambar: wikipedia

MONDAYREVIEW.COM – Ingatan publik masih terpelihara saat awal tahun 2019 dihiasi dengan bencana banjir. Daerah Jabodetabek didera banjir yang cukup parah pada waktu itu. Tahun ini bencana ini kembali mengancam disebabkan oleh La Nina. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan perlunya kewaspadaan tinggi untuk mengantisipasi bencana alam karena puncak fenomena La Nina di Indonesia akan terjadi di Desember 2020-Januari 2021, yang berbarengan dengan musim hujan di Januari-Februari 2021.

Diperkirakan La Nina akan mencapai puncaknya pada Desember 2020. Masyarakat perlu mewaspadai puncak La Nina dan musim hujan dalam kisaran Desember-Januari-Februari. Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai rapat terbatas virtual yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (13/10).

Meskipun puncaknya baru terjadi di Desember 2020, kata dia, namun La Nina yang mengakibatkan curah hujan tinggi itu sudah terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada Oktober 2020 ini. La Nina merupakan fenomena alam yang terjadi karena meningkatnya suhu permukaan Samudera Pasifik timur dan tengah, kemudian menyebabkan peningkatan suhu kelembapan pada atmosfer di atas perairan. Hal itu mengakibatkan pembentukan awan dan meningkatkan curah hujan di kawasan tersebut.

BMKG memperkirakan dampak La Nina di Oktober 2020 akan menerpa hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera dan Papua bagian timur. Namun meskipun tanpa La Nina, Sumatera sudah mengalami curah hujan tinggi karena kondisi topografi lokal. Adapun sebanyak 73 persen wilayah di Indonesia sebenarnya sudah memasuki musim hujan pada Oktober-November 2020. Sisanya sebanyak 27 persen, sudah mengalami musim hujan seperti Jawa Barat sejak September 2020, atau bahkan Papua dan Ambon sudah sejak April 2020.

BMKG mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi kondisi cuaca, dengan mencari informasi melalui aplikasi BMKG, yang menyediakan data rinci hingga tingkat kecamatan. Data di aplikasi BMKG itu akan diperbarui setiap tiga jam dan dapat memprediksi kondisi cuaca untuk tujuh hari ke depan..

Masyarakat perlu merespon peringatan BMKG ini sedini mungkin. Persoalan bencana yang seringkali terjadi adalah tidak siapnya masyarakat dalam menghadapinya. Padahal jika diantisipasi dengan baik maka efeknya tidak akan separah yang terjadi. Pemerintah pun perlu menganggarkan dana darurat guna merespon bencana tersebut. Tak lupa pemerintah perlu mensosialisasikan peringatan dini secara massif kepada masyarakat melalui simpul-simpul yang ada.

Bencana memang sudah menjadi makanan sehari-hari terutama banjir yang paling sering terjadi. Hal ini sudah selayaknya menjadikan masyarakat lebih waspada dan siaga.