Wisata di Masa New Normal, CEO Travel Traxist: Bukan Produk Tapi Value Yang Dicari
Tren wisata mengalami pergeseran paradigma di masa new normal yang lebih mengutamakan value dari travelling itu sendiri.

MONITORDAY.COM - CEO Travel Traxist, Kevin Busyra mengakui sektor wisata mengalami penurunan drastis akibat pandemi Covid-19.
Seiring kebijakan pelonggaran mulai diterapkan, denyut wisata tampaknya mulai berdetak, meski lambat namun berbagai upaya pemerintah untuk menggerakan geliat pariwisata sebagai DNA ekonomi nasional mulai dirasakan.
Destinasi wisata bidikan Traxist yang sebelumnya lebih banyak ke luar negeri, namun kini mulai melirik ke pariwisata domestik yang lebih potensial.
Hal ini terjadi lantaran pandemi ini belum menunjukan tanda-tanda melandai sehingga semua pergerakan, baik dari luar dan dalam negeri juga masih sangat terbatas.
Dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan, Kevin bersama rekan-rekanya menciptakan berbagai extraordinary step, salah satunya adalah traxist learning. Konsep yang tidak hanya menawarkan sensasi tapi juga esensi dan value dari jalan-jalan itu sendiri. Seperti tagline Travel Traxist, Escape With Purposes.
"Kami tekankan wisata dimasa pandemi ini harus safety, seluruh protokol kesehatan wajib diikuti. Belum lama ini, kami bawa rombongan wisatawan ke bogor dengan mengusung tema edukasi, tidak hanya jalan-jalan tapi belajar urban farming. Artinya, ada special purposes yang bisa dipetik. Inilah yang menjadi distinctif bisnis kami," ujar pria yang mengambil program magister di LSPR Jakarta saat diskusi virtual Kopi Pahit dengan tajuk Unboxing Travelling With Purposes, minggu (6/9/2020).
Menurut kevin, COVID-19 yang telah mewabah banyak negara memberikan pelajaran penting. Bagi pelaku pariwisata yang besar, pandemi ini membawa destruksi yang masif.
Namun, yang berskala menengah dan kecil bisa menjadi momen untuk melakukan pembenahan. Ketika pandemi ini selesai, semua pebisnis pariwisata baik kecil dan besar akan memulai dari nol dengan skema lebih inovatif.
Kevin juga menyebutkan Traxist yang dirintisnya bersama rekan-rekanya dari kalangan publik figur yang memiliki minat besar terhadap pariwisata. Sedari awal, konsep traxist yang ditawarkan ke publik adalah value yang dibalut dengan travelling. Dengan demikian, ada pengalaman berharga yang didapatkan para traveller.
" Saya merintis bisnis ini dengan mengajak rekan-rekan hebat. Mereka adalah atikah devi sari (Putri Indonesia 2014 ), Keza Warouw (Putri Indonesia 2016), Martin(Journalis Metro TV) dan Grandi, seorang traveller yang sudah mengunjungi 78 negara," ungkapnya.
Selain value dan inovasi yang berkaitan. Pandemi COVID-19 ini juga membuat semua orang semakin dekat dengan penggunaan internet dan teknologi.
" Anak muda saat ini menggandrungi yang namanya search, rate and review. Kami harus melakukan berbagai inovasi bukan bermain harga. Banting harga tapi kualitas dan value tidak ada, tentu percuma," tuturnya.
Tren baru berwisata dengan virtual tour juga memiliki value yang menarik. Opsi ini akan memperkaya pengalaman wisatawan saat mengunjungi objek destinasi . Untuk itu, beradaptasi dan melakukan inovasi adalah kunci untuk dapat bersaing di era revolusi digital ini.