Wirausaha Jalan Menuju Kaya, Mandiri, Berdaulat dan Merdeka

Wirausaha Jalan Menuju Kaya, Mandiri, Berdaulat dan Merdeka
Riza Azyumardi Azra - Wirausahawan sosial Rumah Mocaf /net

MONITORDAY.COM - Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat luas. Menurut Riza Azyumardi Azra, hingga 2025 Indonesia menjadi parket yang dilirik dunia. Yang harus dipikirkan adalah agar Indonesia menjadi negara produsen bukan sekedar menjadi konsumen. Hal itu diungkapkannya dalam Webinar dengan tema “Melahirkan Wirausaha Muda dan Koperasi Unggul Berbasis Kampus” yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Sabtu (4/9/2021). 

Pengusaha muda ini menekankan perlunya mengembangkan bisnis yang tidak hanya berorientasi profit namun juga mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan sosial. Menurut Riza, prinsip kewirausahaan sangat kuat dalam Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan yang layak disebut sebagai Bapak Sociopreneur. Dengan prinsip itulah amal usaha Muhammadiyah berkembang.   

Secara individu menjadi pengusaha adalah jalan untuk merdeka dan menjadi kaya. Juga jalan untuk memberikan peluang kerja bagi orang lain. Dan tentu saja memberi kontribusi pada negara, salah satunya melalui pajak dari usahanya. 

Faktanya, menurut laporan CNBC 67,7 persen individu terkaya di dunia dengan kekayaan bersih setidaknya US$30 juta atau setara Rp 428 MIlyar adalah kalangan wirausahawan. Dan sepanjang tahun 2018, 15,6 persen dari penduduk dewasa di AS adalah wirausahawan. Itu bukti bahwa para pengusaha adalah orang kaya.  

Tak salah bila sebagian orang masih bercita-cita menjadi ASN atau karyawan swasta. Sebagian dari para pegawai didorong oleh motif jaminan kemapanan status dan gaji yang masih melekat sejak zaman kolonial. Di masa Hindia Belanda, menjadi ambtenaar atau pegawai negeri adalah status sosial yang sangat tinggi. Menjadi kebanggan tersendiri bagi para pribumi. Hanya mereka yang mengecap bangku sekolah dan berdarah priyayi punya akses jadi orang berpangkat. 

Kini, di era milenial, gaya berpikir kolonial itu mulai terkikis. Namun masih belum hilang sama sekali. Jumlah angkatan kerja meningkat, sementara lapangan kerja tak selamanya tersedia. Apalagi saat pandemi dimana pertumbuhan ekonomi tertekan. Generasi milenial ‘dipaksa’ dan harus berani untuk menjadi pengusaha. Jadi ‘penjual konten’ saja bisa kaya raya. Maka tak ada alasan untuk tak berani mengambil risiko. Kerja keras dan jatuh bangun adalah jalan untuk menjadi sukses sebagai pengusaha di masa depan.  

Populasi penduduk Indonesia sekitar 260 juta jiwa, jumlah wirausaha nasional mencapai 8,06 juta jiwa. Dengan kata lain rasio wirausaha Indonesia sendiri baru sekitar 3,47 persen dari total penduduk. Angka itu sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2 persen. Namun kita tak akan berhenti pada standar minimal itu. Bahkan kita harus berkaca pada rasio di negara-negara maju yang dapat mencapai 14 persen.

Bayangkan bahwa kita masih kalah dengan negara-negara tetangga kita. Malaysia dan Thailand, tingkat kewirausahaan sudah berada di sekitar 4,74 persen dan 4,26 persen. Sedangkan, Singapura menjadi yang tertinggi yakni sebesar 8,76 persen.

Generasi muda Indonesia menjadi pondasi wirausaha di masa depan dengan adanya digitalisasi. Terlihat dari kepemilikan 2.219 startup di Tanah Air. Posisi ini juga menjadikan Indonesia masuk sebagai lima negara dengan startup terbanyak.

Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Sebab, saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk.

Agar Indonesia menjadi negara maju, pemerintah terus memacu pertumbuhan wirausaha termasuk industri kecil dan menengah (IKM), sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saingnya di era digital (Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto 22/11/2020)

Lihatlah para pengusaha muda yang kini telah menuai hasil perjuangan mereka. Tak hanya kaya raya, mereka juga semakin merdeka. Dapat menentukan pilihan-pilihan penting dalam hidupnya. Tentu saja kontribusinya bagi masyarakat dan negara sangat penting. Tak salah bila dikatakan bahwa banyak diantara pengusaha muda adalah pahlawan sejati bagi bangsanya dalam memperjuangkan kedaulatan dan kemandirian ekonomi.