Waspadai Gerakan Radikal yang Suka Mengkafirkan Sesama Muslim

Jauh-jauh hari pendiri Republik Indonesia, Soekarno, sudah mengingatkan tentang Islam sontoloyo.

Waspadai Gerakan Radikal yang Suka Mengkafirkan Sesama Muslim
Ngaji Kebangsaan Bamusi.

MONDAYREVIEW.COM - Jauh-jauh hari pendiri Republik Indonesia, Soekarno, sudah mengingatkan tentang Islam sontoloyo. Yaitu umat Islam yang salah satu cirinya adalah suka memaksakan kehendak dan tidak mau mengakui keragaman.

"Mereka mengatakan sebagai satu-satunya paham yang benar, sementara yang lain pandangan disebut kafir dan munafik," kata KH Muhammad Nukman Basori saat menyampaikan ceramah dalam ngaji kebabangsaan di Jalan Bina Warga, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (3/4).

Saat ini, jelas Nukman, kelompok umat Islam yang sontoloyo ini semakin berani dan bahkan terang-terangan menentang apa yang sudah menjadi konstitusi NKRI. Mereka juga sering menggunakan isu-osu SARA untuk memecahbelah warga masyarakat dan memecahbelah NKRI.

"Cara-cara seperti ancaman tidak akan menyalatkan jenazah yang sejalan dengan paham mereka, dan menolak serta menghadang rombongan yang mau ziarah ke makam pangeran Jayakarta adalah bentuk nyata dari paham Wahabi," tegas Gus Nukman, biasa ia disapa, di hadapan sekitar 100 jamaah pengajian.

Karena itu, Gus Nukman, yang juga Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) mengajak umat Islam mewaspadai gerakan ini. Sebab kini gerakan kelompok ini sudah memakai masjid-masjid sebagai alat untuk memuluskan tujuan mereka dan memprovokasi ummat. Bahkan masjid digunakan untuk mengkafirkan sesama muslim.

"Padahal dalam hadits jelas, bukti itu wajib ada bagi orang yang menuduh orang lain, dan sumpah itu juga diperlukan bagi orang yang dituduh dan mengingkari tuduhan yang diarahkan kepadanya. Jadi bila mereka mengatakan kafir kepada orang Islam lainnya yang tidak mendukung sesuai pilihannya maka harusnya dibuktikan dulu mana buktinya, tidak asal bicara seenaknya saja," ungkap Gus Nukman.